• News

Ramos-Horta Memimpin dalam Pemilihan Presiden Timor Leste

Yati Maulana | Rabu, 20/04/2022 20:10 WIB
Ramos-Horta Memimpin dalam Pemilihan Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta. Foto: Reuters

JAKARTA - Pemimpin kemerdekaan Timor Timur dan peraih Nobel Jose Ramos-Horta muncul pada hari Rabu untuk kemenangan pemilihan presiden penentuan, atas tiga perempat suara yang telah dihitung.

Warga Timor ke tempat pemungutan suara di negara setengah pulau berpenduduk 1,3 juta orang pada hari Selasa, memilih antara Ramos-Horta dan mantan pejuang gerilya Presiden Francisco "Lu Olo" Guterres.

Dengan 75 persen suara yang telah dihitung, Ramos-Horta memimpin dengan kuat dengan 62,09 persen suara, sementara Lu Olo memiliki 37,91 persen, menurut data dari badan penyelenggara pemilu.

Ramos-Horta, 72, adalah salah satu tokoh politik paling terkenal di Timor Lorosa`e dan sebelumnya menjabat sebagai menteri luar negeri, perdana menteri, dan kemudian presiden kedua negara itu, dari 2007 hingga 2012.

Dia adalah salah satu penerima Hadiah Nobel pada tahun 1996 atas usahanya untuk membawa resolusi damai untuk perang gerilya di Timor Timur melawan pendudukan Indonesia di bekas jajahan Portugis.

Pada putaran pertama pemilihan pada bulan April, ia nyaris gagal mengamankan mayoritas langsung. Seorang akademisi Australia menghitung bahwa dia hanya membutuhkan 30.000 suara tambahan untuk mengamankan kemenangan di putaran kedua hari Selasa.

Berbicara setelah pemungutan suara di dekat rumahnya di ibukota Dili, Ramos-Horta mengatakan dia "sangat yakin" dia akan menang tetapi akan menunggu hasil akhir.

Setelah bertahun-tahun ketegangan politik antara partai-partai besar, pemilihan ini secara luas dipandang penting untuk stabilitas. Ramos-Horta telah menyarankan dia dapat menggunakan kekuasaan presiden untuk membubarkan parlemen dan memajukan pemilihan umum yang dijadwalkan tahun depan.

Presiden pertama Timor Leste, Xanana Gusmao, mendukung Ramos-Horta dalam pemilihan ini dan menggambarkan pemerintah saat ini sebagai "tidak sah secara konstitusional".

Lu Olo, petahana, menolak untuk mengambil sumpah beberapa menteri dari partai politik Gusmao dengan alasan mereka menghadapi penyelidikan hukum, termasuk dugaan korupsi.

Presiden berikutnya akan dilantik pada 20 Mei, bertepatan dengan peringatan 20 tahun pemulihan kemerdekaan Timor Timur.

FOLLOW US