• Oase

Ikhlas atau Riyakah Niat Anda Beramal Ibadah Hingga Kini?

Rizki Ramadhani | Senin, 18/04/2022 09:27 WIB
Ikhlas atau Riyakah Niat Anda Beramal Ibadah Hingga Kini? Ilustrasi foto saat ibadah (Foto: umma)

JAKARTA - Niat itu berarti bermaksud dan berkehendak. Niat secara bahasa berarti al-qashd (keinginan). Sedangkan niat secara istilah syar`i, adalah berazam (bertekat) mengerjakan suatu ibadah ikhlas karena Allah SWT, letak niat dalam batin (hati). Amalan akan diterima jika niatnya ikhlas untuk menggapai ridha Allah SWT  saja dan benar jika sesuai dengan petunjuk Rasul Shallallahu `Alaihi Wa Sallam.

Sebab itu, sudah seharusnya setiap muslim menjaga ketulusan niatnya dalam semua ibadah yang dilakukan karena Allah SWT. Dari Amirul Mukminin, Umar bin Al-Khattab radhiyallahu `anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu `Alaihi Wa Sallam bersabda,

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju .” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits yang agung ini dikatakan oleh Imam Ahmad sebagai salah satu hadits pokok dalam agama islam (disebut ushul al-islam). Ulama lainnya menyatakan bahwa hadits ini sebagai tsulutsul Islam (sepertiganya Islam).

Dari hadits innamal a` malu bin niyyat tersebut dijelaskan bahwa setiap amalan sangat jelas tergantung pada niat. Tidak mungkin suatu amalan itu ada kecuali sudah didahului niat. Artinya, setiap beramal pasti memiliki niat. Dan setiap orang akan mendapatkan balasan dari apa yang ia niatkan. Niat itu bertingkat-tingkat. Manusia diganjar bertingkat-tingkat sesuai dengan tingkat niatnya.

Perlu diwaspadai, jangan sampai Anda terlena dengan rasa riya’ dalam menjalani suatu amalan. Sifat ini  hanya ditemukan pada orang munafik dan orang kafir, yaitu bila seseorang selalu riya` ada dalam semua ibadah.

Namun, bila suatu ibadah tercampur riya` maka ibadahnya tidak sah dan tidak diterima karena dilakukan dengan tidak ikhlas.  Demikian juga bila menjalani ibadah dari awalnya tidak ikhlas. Begitupun jika niat awal dalam ibadahnya ikhlas, namun dipertengahan ia melakukan ibadahnya pada makhluk, maka pada saat itu juga ibadahnya jadi batal.

Sifat riya’ lainnya adalah bila niat awal dalam ibadahnya ikhlas, namun dipertengahan ia menambahkan dari amalan awalnya kepada selain Allah  SWT misalnya dengan ia perpanjang bacaan Qur`annya dari biasanya karena ada teman, maka tambahannya ini yang dinilai batal. Namun niat awalnya tetap ada dan tidak batal. Inilah amalan yang tercampur riya’.

Niat ikhlas suatu ibadah adalah penting. Mulailah Anda luruskan niat setiap ibadah karena Allah SWT. Jika niat sudah dimulai, namun setelah ia melakukan ibadah, ada pujian dari orang lain tanpa ia cari-cari, maka ini adalah berita gembira berupa yang disegerakan bagi orang percaya.

Semoga Allah SWT menjaga ketulusan niat baik hamba-hamba-Nya agar ikhlas dalam semua ibadah yang dilakukan untuk menggapai ridha Allah SWT.

FOLLOW US