• News

India Menerima Peralatan Pelatihan S-400 Rusia

Akhyar Zein | Sabtu, 16/04/2022 13:41 WIB
India Menerima Peralatan Pelatihan S-400 Rusia S-400 merupakan pertahanan udara tercanggih yang dimiliki Rusia. Rudal-rudalnya mampu melaju dengan kecepatan 4.800 m/detik atau 4,8 km/detik, sehingga target sejauh 400 km dapat dihancurkan dalam waktu sekitar 83 detik saja. Rudal sistem ini mampu menghancurkan sasaran aerodinamis pada jangkauan 2 km hingga 200 km, dan sasaran balistik pada sasaran 7 km hingga 60 km. (foto: Sputnik/ tempo.co)

JAKARTA - Di tengah perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, India telah menerima peralatan pertahanan untuk skuadron pelatihan sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara canggih S-400 Triumf buatan Rusia, media lokal melaporkan pada hari Jumat.

Pada bulan Desember, India mengumumkan bahwa Rusia telah memulai pengiriman sistem pertahanan jarak jauh S-400 ke India.

Kantor berita lokal Asian News International (ANI) melaporkan bahwa negara tersebut menerima simulator dan peralatan lainnya dari Moskow.

Laporan itu mengatakan bahwa meskipun perang di Ukraina, "pasokan pertahanan dari Moskow terus berlanjut." Pasokan terbaru dari Rusia juga termasuk "mesin pesawat tempur yang dirombak dan suku cadang untuk armada pesawat."

"Itu tidak termasuk rudal atau peluncur," kata badan tersebut mengutip sumber pertahanan, menambahkan bahwa India juga menerima bagian akhir dari sistem S-400 dari Rusia yang skuadron pertamanya "beroperasi untuk menangani ancaman" dari negara-negara tetangga.

India, sekutu lama Rusia, belakangan ini semakin dekat dengan Washington. Sejak Rusia melancarkan perang terhadap Ukraina pada Februari, India telah menyerukan solusi damai tetapi menahan diri dari mengkritik Moskow secara terbuka.

 

Momok sanksi AS

Pada tahun 2018, India dan Rusia menandatangani kontrak senilai $5,5 miliar untuk sistem S-400, yang menempatkan India pada risiko sanksi AS.

AS telah lama mencoba untuk mencegah negara-negara membeli peralatan militer dari Rusia, mengancam mereka dengan tindakan hukuman di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA).

Terlepas dari peringatan Washington, New Delhi bergerak maju dengan pembelian tersebut, dengan alasan bahwa ia memiliki hubungan strategis dengan Rusia dan AS.

Turki, negara lain yang telah maju dengan pembelian S-400-nya sendiri, telah menolak ancaman sanksi AS dan mengatakan bahwa rudal itu adalah masalah keamanan nasional.

Koordinator Presiden AS Joe Biden untuk Kebijakan Sanksi James O`Brien mengatakan kepada anggota parlemen di DPR pekan lalu bahwa AS tidak ingin India membeli sistem S-400 dari Rusia, menurut laporan media.

Dia juga mengatakan Washington harus mempertimbangkan keadaan geostrategis yang penting dalam menanggapi meningkatnya permintaan dari Biden untuk membebaskan India dari CAATSA.

FOLLOW US