• Bisnis

Awal April 2022 Inflasi Dinilai Masih Wajar, Ini yang Harus Dilakukan Investor

Tri Umardini | Jum'at, 01/04/2022 13:24 WIB
Awal April 2022 Inflasi Dinilai Masih Wajar, Ini yang Harus Dilakukan Investor Ilustrasi inflasi. FOTO: HO/IST

JAKARTA - Mengawali April 2022, Badan Pusat Statistik akan merilis data inflasi per Maret 2022 yang diproyeksikan naik 0,65 persen secara bulanan atau 2,67 persen secara tahunan.

Dikutip dari Bareksa.com, menurut analisis Bareksa, perkiraan inflasi Maret dinilai masih wajar dan sesuai dengan target Bank Indonesia.

Selain itu, sejumlah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia juga akan membagikan dividen pada awal bulan ini. Beberapa hal tersebut dapat menjadi sentimen positif bagi reksadana saham dan reksadana indeks.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 31 Maret 2022 kembali mencatatkan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa (all time high) dengan kenaikan 0,26 persen ke level 7.071,44.

Sementara itu pasar obligasi masih bergerak mendatar karena sentimen yang cukup variatif, salah satunya dari Amerika Serikat. Imbal hasil (yield) Obligasi Pemerintah AS tenor 2 tahun tercatat lebih tinggi dibandingkan tenor 10 tahun.

Menurut analisis Bareksa, pembalikan kurva imbal hasil (inversi) Obligasi Negara AS bisa menjadi pertanda awal akan terjadi resesi di Negeri Paman Sam pada 6-12 bulan ke depan.

Namun stabilitas ekonomi Indonesia diproyeksikan mampu meminimalisir efek tersebut serta menopang kinerja reksadana pendapatan tetap.

Berdasarkan data id.investing.com (diakses 31/03/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 6,8 persen pada 31 Maret 2022.

Apa yang bisa dilakukan Investor?

Analisis Bareksa memprediksi pergerakan reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap masih akan terbatas mengingat sentimen dari global dan dalam negeri yang variatif.

Saat ini, pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat konsumsi masyarakat meningkat di tengah kenaikan harga pangan dan bahan bakar akibat konflik Rusia - Ukraina.

Investor disarankan tetap melakukan diversifikasi investasi ke instrumen yang risikonya lebih moderat seperti reksadana pendapatan tetap, hingga yang risikonya lebih rendah lagi seperti reksadana pasar uang.


Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko moderat dan agresif adalah sebagai berikut:

Imbal Hasil 3 Tahun (per 31 Maret 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap
Bahana Mes Syariah Fund Kelas G : 24,16 persen
Kehati Lestari Kelas G : 20 persen

Imbal Hasil 3 Bulan (per 31 Maret 2022)

Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 10,9 persen
Principal Index IDX30 Kelas O : 10,73 persen

Reksadana Saham
Eastspring Investments Value Discovery Kelas A : 10,7 persen
Manulife Saham Andalan : 4,27 persen
(*)