• Gaya Hidup

Hobi Membaca Buku, Berikut 8 Cara agar Buku Berdampak pada Hidup Kamu

Tri Umardini | Minggu, 27/03/2022 13:01 WIB
Hobi Membaca Buku, Berikut 8 Cara agar Buku Berdampak pada Hidup Kamu Ilustrasi membaca buku. FOTO: FINANCIAL TIMES

JAKARTA - Membaca buku merupakan kegiatan yang sangat positif. Selain memberi pengetahuan, buku/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">membaca buku juga jadi sarana rekreasi dan asupan gizi bagi otak.

Hingga saat ini, berapa jumlah buku yang berhasil kalian baca? Puluhan? Ratusan? Atau bahkan ribuan?

Tapi, dari banyaknya buku yang kalian baca itu, berapa banyak yang mampu mengubah diri kalian?

Sebagai makhluk yang dinamis, tentunya akan ada perubahan dalam diri kita. Nah, pastinya kita ingin menjadi pribadi yang lebih baik dong, alias upgrade diri.

Buku bisa jadi senjata ampuh untuk mengubah pandangan kita, meningkatkan skill, mengubah mood, bahkan mengubah diri kita.

Nah, biar bacaan buku kalian tidak menguap begitu saja, Wes Kao, co-founder dari Maven, menuliskan thread pada Twitternya, bagaimana cara memaksimalkan hasil bacaan hingga mampu memengaruhi diri kita.

Kalau kata beliau nih, “buat apa baca buku sampai puluhan kalau nggak berdampak apa pun pada diri kamu”?

Dikutip dari gramedia.com, berikut 8 cara memaksimalkan bacaan agar berdampak pada perubahan diri

1. Apa Tujuan Kamu Membaca

Oke, membaca 50 buku dalam satu tahun mungkin bisa jadi tujuan resolusi kamu, tapi buku apa yang kamu pilih untuk dibaca pasti ada tujuannya tersendiri.

Contoh, kamu baca buku self improvement untuk mengubah perilaku kamu atau meningkatkan keahlian. Bisa juga baca novel agar kita bisa masuk ke kepala orang lain (menemukan pandangan baru).

Seperti pada buku Almond karya Sohn Won-Pyung, di mana buku itu mampu membuat kita belajar pada arti empati yang sesungguhnya berdasarkan pengalaman hidup Yoonjae yang mengidap Alexithymia, atau tidak mampu mengungkapkan emosi serta merasakannya, atau melihat emosi orang lain.

Jadi, coba pahami betul apa yang membuat kamu buku/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">membaca buku tersebut. Dengan begitu, kamu akan merasa harus menemukan sesuatu dari buku itu untuk kamu adopsi dalam kehidupan sehari-hari.


2. Kamu Nggak Harus Baca Buku Sampai Selesai

Capek nggak sih kalau kita paksa diri sendiri, untuk menyelesaikan satu buku yang kita rasa membosankan atau bahasanya susah dimengerti?

Jadi, langsung coba buku lain yang membuat kamu lebih bersemangat atau yang kamu sukai, alih-alih tidak mendapatkan insight apapun dari buku bacaan, karena energi kita sudah habis untuk memaksakan bacaan jadi menarik.

3. Nikmati Setiap Halamannya

Pernah nggak kalian merasa sudah membaca kalimat demi kalimat dalam hati, tapi pikiran kamu kemana-mana?

Setelah baru sadar, kita akan kembali untuk membaca bagian yang terlewat dari pikiran tadi?

Apalagi kalau kamu baca buku untuk hiburan, manfaatkan banget deh sama setiap cerita yang kamu baca.

Kaya buku Home Sweet Loan dari Almira Bastari. Selain menghibur karena drama kehidupan dari empat sahabat yang mampu mengundang tawa, tapi ada juga pelajaran tentang bagaimana perjuangan memiliki rumah idaman yang saat ini relate sekali dengan situasi anak milenial.

Maka dari itu, coba resapi dan nikmati setiap kalimat yang kamu baca. Jangan hanya merasa kamu harus menyelesaikan buku tersebut atau harus memenuhi resolusi jumlah buku bacaan.

Luangkan waktumu sejenak dan nikmati me time kamu bersama buku bacaan yang menyenangkan itu?

4. Kamu Bisa Berhenti ketika Sudah Menemukan Apa yang Kamu Butuhkan

Kalau kalian tidak punya banyak waktu untuk membaca, taktik berhenti saat kamu “get the joke” bisa dilakukan. Maksudnya apa tuh?

Contoh, kamu baca buku “Bicara Itu Ada Seninya” karya pakar komunikasi dari Korea Selatan untuk mendapatkan tips berbicara dan mempersuasi klien.

Nah, setelah kamu mendapatkan tips tersebut dan telah mencapai tujuan kamu dalam buku/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">membaca bukunya, kamu bisa berhenti sejenak tanpa harus melanjutkan bacaan hingga selesai.

Langsung terapkan ilmu yang kamu dapatkan itu saat ingin mengambil hati klien.


5. Buat Perpustakaan Jadi Temanmu

Perpustakaan memberikan kamu kemudahan mendapatkan banyak buku, dan kamu bisa buku/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">membaca buku yang kamu suka saja, tanpa harus merasa bersalah jika nanti kamu tak kembali menyelesaikan bukunya.

Pasti ada perasaan sebal atau terpaksa harus menyelesaikan bacaan, di saat kita membeli buku, namun tak sesuai ekspektasi kita.

Asyiknya perpustakaan sekarang adalah sudah bisa diakses melalui online. Seperti iPusnas yang bisa pinjam e-book lewat aplikasinya. Kamu pun punya banyak pilihan untuk buku/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">membaca buku yang kamu suka secara bersamaan.

Namun, biasanya iPusnas memiliki antrian untuk meminjam e-book-nya nih. Kalau kamu sudah tidak sabar untuk membaca suatu buku, Admin punya solusi lain, yaitu dengan menggunakan aplikasi Gramedia Digital.

6. Baca Ulang Buku-Buku Bagus

Wes Kao yang merupakan praktisi digital marketing, mengatakan bahwa telah buku/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">membaca buku tentang marketing favorit dia beberapa kali selama bertahun-tahun.

Hal ini karena kita akan mengalami sensasi bukunya yang berbeda.

Kenapa? Walaupun isi bukunya sama, tapi kita yang berubah. Contoh, saat kita baca buku Insecurity is My Middle Name kala kita merasa hati baik-baik saja, akan terasa berbeda saat kita sedang merasa begitu minder dengan orang lain.

Saat perasaan begitu bergejolak karena insecurity, buku/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">membaca buku ini pun akan terasa dipeluk oleh kata-kata yang ditulis Alvi Syahrin.

Namun, saat hati kita baik-baik saja, mungkin kita malah lebih merasa disemangati dan diingatkan untuk tak perlu merasa insecure.

“Prinsip dalam bukunya sama, tetapi saya dapat melihatnya dengan lebih banyak nuansa di setiap situasi yang berbeda.” -Wes Kao

7. Membaca Secara Aktif, Bukan Pasif

Membaca pasif artinya kamu hanya membolak-balikan halaman tanpa memikirkan apa saja yang telah kamu baca.

Sedangkan membaca aktif adalah kamu mampu menghubungkan ide-ide baru yang didapat dengan apa yang sudah kamu miliki, skeptis atau mempertanyakan kembali isinya, dan mengevaluasi apa yang sudah kamu baca.

Sayang dong kalau kamu baca buku langsung hilang begitu saja poin-poinnya, tanpa bisa kamu resapi dalam pikiran. Jadi, baca pakai hati, otak aktif membaca, bukan hanya sekadar membalikan halaman.

8. Tulis Catatan dari Hasil Membaca

Cara terbaik untuk membaca aktif adalah kamu bisa gunakan highlighter pada sebuah kalimat yang memiliki poin-poin penting.

Selain itu, kamu juga bisa membuat catatan singkat pada bagian kosong di sekitar buku. Kamu juga bisa pakai sticky notes untuk menandai letak halaman yang memiliki poin-poin penting tersebut.

Nah, cara ini juga bisa kamu lakukan untuk kamu yang senang mengulas buku, lho. Jadi hal-hal yang ingin kamu tuliskan pada review tidak terlupa begitu saja, dan memudahkan kamu dalam memberikan ide tulisan.

Buat kamu yang ingin melatih kemampuan menulis, buku Jurnal Menulis cocok jadi latihan untuk kamu mengekspresikan ide yang bergerumul di pikiran.

Ada 100 ide pemantik latihan menulis yang bisa banget dilakukan di rumah saja, dengan materi dasar tentang kebahasaan, serta tips dan trik agar ide lancar. Jurnal ini bisa membantu kamu untuk konsisten dalam berlatih menulis, lho.

Kedelapan poin di atas semoga bisa membantu kamu untuk lebih mindfull terhadap buku yang kamu baca.

Dengan begitu, level diri kamu bisa meningkat karena telah menanamkan berbagai insight dari buku yang kamu baca. (*)

FOLLOW US