• News

Anak Mantan Presiden Nikaragua Dihukum 8 Tahun karena Pencucian Uang

Yati Maulana | Rabu, 23/03/2022 18:07 WIB
Anak Mantan Presiden Nikaragua Dihukum 8 Tahun karena Pencucian Uang Mantan kandidat presiden Nikaragua Cristiana Chamorro dihukum 8 tahun karena mencucian uang. Foto: Reuters

JAKARTA - Seorang hakim pada Senin malam menghukum mantan kandidat presiden Nikaragua Cristiana Chamorro delapan tahun penjara karena pencucian uang dan penyalahgunaan dana, dalam kasus yang menurut lawan pemerintah bermotif politik. Hakim nantinya akan memutuskan apakah dia akan menjalani hukumannya di bawah tahanan rumah atau di penjara.

Chamorro dan saudara laki-lakinya dihukum karena berbagai kejahatan keuangan pada 11 Maret. Mereka adalah anak-anak dari mantan Presiden Violeta Barrios de Chamorro, yang mengalahkan Presiden Daniel Ortega saat ini dalam pemilihan 1990 untuk mengakhiri masa jabatan pertamanya dalam kekuasaan.

Saudara laki-laki Chamorro, Pedro Joaquin Chamorro, menerima hukuman 9 tahun dari hakim yang sama, sementara tiga pekerja dari yayasan kebebasan berbicara diperintahkan untuk membayar masing-masing $2 juta.

Seorang pengacara yang mewakili Cristiana Chamorro, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan, menolak hukuman itu, dengan mengatakan tidak ada bukti untuk mendukung tuduhan tersebut.

Jaksa menuduh bahwa Chamorro menerima, melalui Yayasan Violeta Barrios de Chamorro, jutaan dolar untuk membantu mengacaukan pemerintah. Dia telah menolak tuduhan itu sebagai balas dendam politik untuk menodai warisan ibu dan ayahnya, Pedro Joaquin Chamorro, seorang jurnalis yang dibunuh oleh kediktatoran Somoza pada tahun 1978.

Saudara lain yang tinggal di pengasingan di Kosta Rika, Carlos Fernando Chamorro, mengatakan kalimat itu "menunjukkan rezim Ortega sedang dalam krisis, bahwa ia tidak dapat lagi memerintah dan tidak memiliki apa pun untuk ditawarkan kepada Nikaragua."

Pemerintah tidak segera menjawab permintaan komentar.

Cristiana Chamorro memimpin dalam beberapa jajak pendapat ketika dia ditangkap pada Juni 2021. Ortega memenangkan pemilihan kembali untuk masa jabatan keempat berturut-turut pada November setelah setidaknya 46 tokoh oposisi, termasuk enam kandidat presiden, ditahan.

Amerika Serikat dan Uni Eropa mengatakan pemilihan terakhir Ortega tidak sah dan telah mendesaknya untuk mengadakan pemilihan baru dan membebaskan lebih dari 160 tahanan.

FOLLOW US