• News

Pilpres Timur Leste: Ramos-Horta Memimpin, Kemungkinan Ada Putaran Kedua

Yati Maulana | Senin, 21/03/2022 16:10 WIB
Pilpres Timur Leste: Ramos-Horta Memimpin, Kemungkinan Ada Putaran Kedua Kandidat presiden Timur Leste, Jose Ramos Horta. Foto: Reuters

JAKARTA - Peraih Nobel Jose Ramos-Horta mengamankan posisi terdepan dalam pemilihan presiden Timor Timur pada akhir pekan kemarin usai penghitungan dua pertiga suara. Tetapi kemungkinan akan ada pemilihan putaran kedua jika tidak ada kandidat yang meraih mayoritas.

Negara termuda di Asia mengadakan pemilihan presiden kelima sejak kemerdekaan dari Indonesia pada tahun 2002, dengan tokoh perlawanan Ramos-Horta memimpin dengan 45,7 persen setelah 64 persen suara telah dihitung, seperti data yang ditunjukkan dari badan administrasi pemilihan negara.

Kandidat terdekat berikutnya adalah presiden petahana dan mantan pejuang gerilya Fransisco "Lu Olo" Guterres, dengan 22,5 persen suara.

Gambaran yang lebih pasti dari hasil diharapkan pada hari Senin, tetapi jika tidak ada kandidat yang mendapatkan lebih dari 50 persen suara, jajak pendapat akan dilanjutkan ke putaran kedua pada 19 April antara dua pesaing teratas.

Berbicara di ibukota, Dili, pada hari Minggu, Ramos-Horta mengatakan dia yakin akan kemenangan awal. "Pemilihan saya di putaran pertama justru akan menyebabkan gempa politik di parlemen nasional, yang akan menyebabkan disintegrasi aliansi saat ini," katanya.

Pria 72 tahun, yang sebelumnya menjabat sebagai presiden dari 2007 hingga 2012, mengatakan pekan lalu bahwa dia merasa terdorong untuk mencalonkan diri lagi setelah dia menganggap tindakan presiden petahana telah melanggar konstitusi.

Di Timor Timur, presiden bertanggung jawab untuk menunjuk pemerintah dan juga memiliki kekuasaan untuk memveto menteri dan membubarkan parlemen.

Pada tahun 2018, presiden petahana Guterres menolak untuk mengangkat tujuh menteri dengan alasan penyelidikan yudisial atas dugaan pelanggaran mereka, sebuah langkah yang telah memicu kebuntuan politik yang sedang berlangsung.

Hampir dua puluh tahun sejak kemerdekaan setelah pendudukan oleh Indonesia, Timor Timur, negara yang bergantung pada minyak dan gas 1,3 juta, telah berjuang dengan stabilitas politik dan pembangunan.

FOLLOW US