• Info MPR

Haul ke-11 KH Zainuddin MZ, Gus Jazil: Kita Berhutang Budi Kepada Almarhum

Akhyar Zein | Senin, 21/03/2022 14:33 WIB
Haul ke-11 KH Zainuddin MZ, Gus Jazil: Kita Berhutang Budi Kepada Almarhum Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid ketika hadir dalam haul KH Zainuddin MZ , Minggu malam (20/3/2022) (foto: Humas MPR)

JAKARTA – 11 tahun silam penceramah kondang, KH Zainuddin MZ telah dipanggil ke Rahmatullah. Pada Minggu malam (20/3/2022), digelar haul untuk mendoakan mubalig yang populer dengan sebutan Dai Sejuta Umat.

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid yang hadir dalam haul KH Zainuddin MZ menuturkan, haul ini digelar dalam rangka menyampaikan doa agar almarhum mendapatkan rahmat Allah SWT.

”Kita semua yang hadir disini dalam meneruskan dan melanjutkan keteladanan beliau,” ujar Gus Jazil–sapaan akrab Jazilul Fawaid di kediaman putra almarhum, KH Fikri Haikal Zainuddin, kawasan Rempoa, Tangerang Selatan.

Menurutnya, bangsa Indonesia sesungguhnya berhutang budi kepada almarhum sebagai tokoh penceramah yang selalu menyerukan persatuan dan kedamaian. ”Beliau mampu mengemas Islam yang ramah, bukan Islam yang marah. Beliau mampu mengemas Islam yang merangkul, bukan Islam yang memukul. Beliau yang selalu menyampaikan nasihat persatuan, kesatuan. Setahu saya, almukarrom sosok yang cinta kepada agama, sekaligus cinta kepada Tanah Air,” urainya.

Karena itu, dalam acara haul tersebut, juga dinyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Ya Lal Wathon. ”Ini sebagai bentuk penghormatan kepada al mukarrom, al maghfurlah KH Zainuddin MZ yang cinta kepada negeri ini, seperti halnya cinta beliau kepada umat Islam, kepada agama sehingga beliau dijuluki Dai Sejuta Umat, 5 juta kali, lebih,” kata Gus Jazil.

Dalam berdakwah, KH Zainuddin MZ berkeliling ke seluruh penjuru Indonesia sebagai negeri muslim terbesar di dunia. ”Kalau beliau tokoh yang dikagumi oleh masyarakat Indonesia, berarti beliau adalah tokoh terbesar juga di dunia,” katanya.

Gus Jazil mengajak seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia untuk melanjutkan apa yang menjadi pikiran-pikiran almarhum, terutama tentang kecintaannya kepada agama dan negara.

”Beliau tokoh Islam, seorang kiai, ulama, mubaligh, tapi sekaligus seorang politisi. Jangan lupa karena cintanya kepada bangsa ini, beliau ikut politik. Beliau pernah menjadi ketua umum partai,” urainya.

Selain patut diteladani, dalam menghadapi tantangan perubahan zaman, perlu untuk menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran KH Zainuddin MZ. ”Kita menghadapi tantangan, dikit-dikit kita sudah mau marah. Dikit-dikit atas nama Islam yang merasa terbesar di negeri ini, terus kita mau marah. KH Zainuddin MZ ini contoh buat kita semua,” urainya.

Gus Jazil menyerukan agar ke depan haul KH Zainuddin MZ tidak hanya digelar di kediaman keluarga, namun digelar dengan lebih semarak, misalnya di Masjid Istiqlal Jakarta. ”Sebab, almaghfurlah ini bukan milik  keluarga, putra putri almarhum saja, tapi milih bangsa ini. Beliau tidak menyekat-nyekat. Saya saja yang orang Jawa Timur mengidolakan. Bersyukur kita punya tokoh sekaliber KH Zainuddin MZ. Tugas kita terus merawat pikiran-pikiran beliau,” tuturnya.

 

FOLLOW US