• News

Dituduh Berkhianat, Mantan Pejabat Tinggi Kremlin Mundur

Yati Maulana | Sabtu, 19/03/2022 07:15 WIB
Dituduh Berkhianat, Mantan Pejabat Tinggi Kremlin Mundur Arkady Dvorkovich, wakil perdana menteri Rusia dari 2012 hingga 2018 dituduh berkhianat. Foto: Reuters

JAKARTA - Seorang mantan wakil perdana menteri Rusia yang menentang tindakan Kremlin di Ukraina telah berhenti sebagai ketua yayasan bergengsi setelah seorang anggota parlemen menuduhnya melakukan "pengkhianatan nasional" dan menuntut pemecatannya.

Arkady Dvorkovich, wakil perdana menteri dari 2012 hingga 2018, menjadi salah satu tokoh paling senior di Rusia yang mempertanyakan perang ketika dia mengatakan kepada media AS minggu ini bahwa pikirannya tertuju pada warga sipil Ukraina.

Komentarnya mendorong seorang anggota parlemen senior partai yang berkuasa menuntut agar dia dipecat dan menuduhnya sebagai bagian dari "kolom kelima" yang merusak Rusia.

Pria berusia 49 tahun itu telah menjadi ketua Skolkovo Foundation sejak 2018, sebuah pusat inovasi dan teknologi di pinggiran Moskow yang menyebut dirinya sebagai semacam Lembah Silikon Rusia.

Pada hari Jumat, Yayasan Skolkovo mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Dvorkovich telah memutuskan untuk mundur. Dia tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai komentar. Dia tetap menjadi presiden Federasi Catur Internasional (FIDE).

Igor Shuvalov, ketua dewan direksi yayasan, mengatakan Dvorkovich telah mengundurkan diri, dan menyatakan bahwa dia tidak dapat lagi menggabungkan tugasnya di Skolkovo dengan tanggung jawabnya di FIDE dalam keadaan saat ini.

Ribuan orang telah ditahan karena memprotes invasi Rusia pada 24 Februari di Ukraina, yang oleh para pejabat di Moskow digambarkan sebagai "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "de-nazifikasi" bekas tetangga Sovietnya.

Presiden Vladimir Putin pada hari Rabu menyampaikan peringatan keras kepada orang-orang yang disebutnya "pengkhianat" di Rusia yang katanya ingin digunakan Barat sebagai kolom kelima untuk menghancurkan negara itu.

Setelah komentarnya kepada media Barat, Dvorkovich mengatakan dalam sebuah pernyataan di situs web Skolkovo bahwa dia "sangat bangga dengan keberanian tentara (Rusia) kami" dan bahwa Rusia telah menjadi sasaran "sanksi yang keras dan tidak masuk akal".

Tetapi keesokan harinya, Andrei Turchak, seorang anggota parlemen dari partai Rusia Bersatu yang berkuasa, menyerukan pemecatannya. "Dia telah membuat pilihannya," kata Turchak. "Ini tidak lain adalah pengkhianatan nasional, perilaku kolom kelima, yang dibicarakan presiden hari ini."

FOLLOW US