JAKARTA - Harga emas terus meroket sejak pengumuman operasi militer oleh Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Konflik antara Negara Beruang Merah dengan negara penghasil gandum kian memanas karena kesepakatan gencatan senjata yang diupayakan pada Sabtu, 5 Maret lalu gagal tercapai.

Konflik Rusia - Ukraina telah melambungkan harga emas dunia hingga sempat melonjak ke level US$2.005,2 per troy ounce pada perdagangan Senin (7/3/2022), meski pada akhirnya terkoreksi ke level kisaran US$1.900 per troy ounce.

Dikutip dari bareksa.com, berdasarkan data investing.com, sejak 23 Februari hingga Senin 7 Maret, harga emas telah naik 3,87 persen dari US$1.910 per troy ounce jadi US$1.984 per troy ounce.

Pada perdagangan hari ini, harga emas dibuka di level US$1.992, level tertingi US$.2.005 dan terendah di US$1.982 per troy ounce.

Secara year to date atau sepanjang tahun berjalan hingga 7 Maret 2022, harga emas spot naik 8,4 persen.

Lonjakan Harga Emas Pegadaian dan Indogold?

Seiring lonjakan harga emas dunia akibat memanasnya konflik Rusia - Ukraina, harga emas Pegadaian dan Indogold juga terpantau meroket.

Harga beli emas Pegadaian di fitur Bareksa Emas tercatat melonjak 4,2 persen sejak invasi Rusia ke Ukraina dari Rp904.000 per gram jadi Rp942.000. Artinya ada kenaikan hampir Rp40.000 dalam 12 hari terakhir.

Tidak berbeda, harga jual emas Pegadaian di fitur Bareksa Emas juga melesat dari Rp858.000 per gram pada 23 Februari jadi Rp876.000 per gram pada 7 Maret, bertambah Rp18.000 atau 2,1 persen.

Harga beli emas Indogold di fitur Bareksa Emas juga melonjak lebih dari Rp30.000 per gram dari Rp903.057 per gram pada 23 Februari jadi Rp934.839 per gram pada 7 Maret.

Senada harga jual emas Indogold juga melesat Rp30.000 dari sebelumnya Rp867.000 pada 23 Februari jadi Rp897.000 per gram pada 7 Maret 2022.

Menurut analisis Bareksa, emas bisa dipilih jadi produk investasi jangka panjang, di mana harga logam mulia diprediksi bisa melewati US$2.000 per troy ounce. Harga emas Pegadaian juga diperkirakan akan melanjutkan tren peningkatan ke level Rp980,000 per gram seiring dengan potensi kenaikan inflasi global maupun dalam negeri. (*)