• News

China: Standar Ganda Jika Ada Pihak yang Samakan Taiwan dan Ukraina

Yati Maulana | Senin, 07/03/2022 23:15 WIB
China: Standar Ganda Jika Ada Pihak yang Samakan Taiwan dan Ukraina Taiwan mengeluhkan aktivitas militer China selama dua tahun terakhir yang berulang di sekitar wilayahnya. Foto: Reuters

JAKARTA - Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Senin, 7 Maret 2022 mengatakan, pihak yang berusaha menyamakan masalah Taiwan dan Ukraina jelas-jelas menggunakan standar ganda, sebab pulau itu selalu menjadi bagian dari China dan sepenuhnya merupakan masalah domestik.

China mengklaim pulau yang diperintah secara demokratis itu sebagai wilayahnya sendiri dan selama dua tahun terakhir telah meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan, karena tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawanya di bawah kendali Beijing.

Pemerintah China dan Taiwan setuju bahwa situasi Taiwan dan Ukraina berbeda, tetapi untuk alasan yang berbeda.

China mengatakan Taiwan tidak pernah menjadi negara merdeka, sementara pembuat chip utama Taiwan mengatakan Taiwan penting secara geopolitik dan, tidak seperti Ukraina dan Rusia, Taiwan tidak memiliki perbatasan darat dengan China.

Menteri Wang Yi mengatakan masalah Taiwan dan Ukraina "sama sekali tidak sebanding" karena Taiwan adalah masalah domestik bagi China, sementara Ukraina adalah sengketa antara dua negara. "Kami telah melihat bahwa beberapa orang menekankan prinsip kedaulatan pada masalah Ukraina, tetapi terus merusak kedaulatan dan integritas teritorial China dalam masalah Taiwan. Ini adalah standar ganda yang telanjang," katanya, mengacu pada Amerika Serikat.

Washington adalah pendukung internasional terpenting dan pemasok senjata Taiwan, yang sering menjadi sumber gesekan dalam hubungan China-AS.

China tidak mengakui klaim kedaulatan oleh pemerintah Taiwan, yang pada gilirannya mengatakan Republik Rakyat China tidak pernah memerintah pulau itu dan hanya rakyat Taiwan yang dapat memilih masa depan mereka.

Wang, berbicara pada konferensi pers tahunannya di sela-sela pertemuan parlemen tahunan China, mengatakan ketegangan adalah kesalahan Taiwan karena penolakan pemerintah untuk menerima mereka adalah bagian dari China, yang akan "merusak masa depan Taiwan". Dia berharap masa depan Taiwan terletak pada pengembangan hubungan damai di selat yang memisahkan mereka.

Sedangkan Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan bahwa ancaman militer China, tekanan diplomatik dan upaya untuk "menyerang" pulau itu yang merupakan penyebab sebenarnya dari ketegangan. "Ini juga menunjukkan mengapa tidak mau mengutuk agresi Rusia," tambahnya dalam sebuah pernyataan. China telah menolak untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi.

FOLLOW US