• News

"Genosida Khojaly`" di Azerbaijan, Kejahatan Kemanusiaan

Akhyar Zein | Sabtu, 26/02/2022 21:25 WIB
"Genosida Khojaly`" di Azerbaijan, Kejahatan Kemanusiaan Tragedi Genosida Khojaly, kota ini hanya berisi warga sipil yang tidak memiliki senjata diserang tentara Armenia (foto: upremecourt.gov.az)

JAKARTA - Anggota Kabinet Pakistan menyebut "genosida Khojaly" di Azerbaijan pada tahun 1992 sebagai kejahatan historis terhadap kemanusiaan.

Berbicara pada sebuah seminar pada peringatan 30 tahun genosida yang diselenggarakan oleh lembaga pemikir lokal, MUSLIM Institute dan Kedutaan Besar Azerbaijan di Islamabad pada hari Kamis, Menteri Federal untuk Keamanan dan Penelitian Pangan, Syed Fakhar Imam dan Menteri Federal untuk Urusan Ekonomi, Omar Ayub Khan, mengatakan Pakistan selalu mendukung Azerbaijan melawan tindakan ilegal Armenia.

“Pakistan dan Azerbaijan adalah dua negara Islam bersaudara yang erat hubungannya satu sama lain dalam semangat Islam,” kata Imam dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh MUSLIM Institute.

Khan mengatakan hubungan antara kedua negara didasarkan pada rasa saling percaya dan Pakistan selalu memberikan dukungan moral dan diplomatik penuh kepada Azerbaijan tanpa kepentingan dalam perang yang disebabkan oleh pendudukan ilegal Armenia atas Nagorno-Karabakh.

“Pakistan selalu mendukung pendirian prinsip Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, itulah sebabnya Pakistan tidak mengakui Armenia sampai saat ini. Posisi Pakistan ini sebenarnya sejalan dengan gagasan Quaid-e-Azam Muhammad Ali Jinnah, pendiri Pakistan," katanya.

Seminar tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Turki untuk Pakistan Ihsan Mustafa Yurdakul, Duta Besar Azerbaijan Khazar Farhadov, Ketua MUSLIM Institute Sahibzada Sultan dan Wakil Rektor Universitas Quaid-e-Azam profesor Muhammad Ali Shah.

Para pembicara juga mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan terhadap para pelaku pembantaian tahun 1992 yang dilakukan oleh pasukan Armenia di Khojaly, Nagorno-Karabakh yang menewaskan lebih dari 600 orang.

Pada 26 Februari 1992, dengan Uni Soviet yang baru saja dibubarkan, pasukan Armenia mengambil alih kota Khojaly di Karabakh yang diduduki setelah menyerangnya dengan artileri berat dan tank, dibantu oleh infanteri.

Pembantaian tersebut dipandang sebagai salah satu kekejaman paling berdarah oleh pasukan Armenia terhadap warga sipil Azerbaijan di wilayah Karabakh, yang dibebaskan oleh pasukan Azerbaijan pada November 2020 setelah puluhan tahun pendudukan.

Serangan Armenia selama dua jam itu menewaskan 613 warga Azerbaijan, termasuk 106 wanita, 63 anak-anak dan 70 orang tua dan melukai 487 lainnya, menurut angka Azerbaijan.

Sekitar 150 dari 1.275 orang Azerbaijan yang ditangkap oleh orang-orang Armenia selama pembantaian itu masih hilang.

Delapan keluarga benar-benar musnah sementara 130 anak kehilangan satu orang tuanya, dan 25 anak kehilangan kedua orang tuanya.

FOLLOW US