• News

Dengan Menyeret Koper, Warga Ukraina Mencari Tempat Aman di Hongaria

Yati Maulana | Jum'at, 25/02/2022 08:12 WIB
Dengan Menyeret Koper, Warga Ukraina Mencari Tempat Aman di Hongaria Banyak warga Ukraina menyeret komper mereka dan berjalan kaki ke Hungaria untuk mencari tempat aman. Foto: Reuters

JAKARTA - Dua orang Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia berdiri kedinginan dengan tas mereka di perbatasan Hungaria pada hari Kamis, 24 Februari 2022, menunggu kerabat yang tinggal di Hungaria tiba dan membawa mereka ke tempat yang aman.

Csaba Bodnar, 27, dan adiknya Tamas, keduanya dari etnis minoritas Hungaria yang besar di Ukraina barat, terbangun dengan berita invasi dan segera berangkat, karena takut wajib militer yang sudah diberlakukan oleh pemerintah Ukraina.

"Tidak ada yang mau wajib militer, tidak ada yang mau mati," kata Tamas. "Jelas bahwa mereka yang bisa, mereka melarikan diri."

Pasangan itu termasuk di antara kelompok-kelompok kecil orang yang meninggalkan Ukraina di Beregsurany menyeberang ke Hongaria, beberapa datang dari sejauh ibukota Ukraina Kyiv, lebih dari 800 km ke timur, setelah Rusia menyerbu negara ini.

Saudara-saudara mereka telah merencanakan untuk mulai bekerja di Hongaria mulai minggu depan di kota Komarom dekat perbatasan Slovakia, tetapi serangan itu mempercepat rencana mereka. Tamas pernah bekerja sebagai sopir dengan saudaranya di kota Berehove/Beregszasz di Ukraina.

Beberapa orang terlihat memasuki Hungaria dengan mobil, tetapi banyak yang datang dengan berjalan kaki, menyeret koper melewati perbatasan dengan tangan. Para pendatang baru di Hungaria berkumpul di sebuah kios kecil hanya beberapa ratus meter dari perbatasan, mendiskusikan rencana dan menghangatkan tangan mereka dalam cuaca dingin.

Seorang wanita berusia 40-an yang mengenakan jaket musim dingin berdiri di tepi jalan bersama putranya yang berusia 15 tahun dan hanya satu tas besar. Dia mengatakan dia telah membawa putranya karena dia takut dia bisa wajib militer jika pihak berwenang menurunkan batas usia. "Saya takut mereka akan mengambil anak saya," katanya.

Wanita itu, dari etnis minoritas Hungaria di Ukraina, bekerja sebagai pendeta di desa terdekat, yang tidak ingin menyebutkan namanya. Dia menolak menyebutkan namanya karena dia mengatakan dia harus kembali, tidak ingin meninggalkan parokinya. Dia mengatakan kerabat yang tinggal di Hongaria akan datang dan menjemput anak itu.

Sepasang suami istri, Dmitry dan Ksenia, keduanya berusia 23 tahun, meninggalkan Kyiv pada Rabu malam dengan mobil. Mereka menyeberang dengan berjalan kaki ke Hongaria dan berencana naik kereta api ke Jerman tempat saudara perempuan Dmitry tinggal.

Dmitry mengatakan dia tidak melarikan diri dari wajib militer karena dia memiliki masalah jantung dan karenanya tidak cocok untuk dinas militer. "Saya sangat khawatir dengan ibu saya, dia belum bisa (keluar dari Kyiv)," tambahnya.

Puluhan ribu orang Ukraina, banyak dari mereka etnis Hongaria, telah bekerja di Hongaria selama bertahun-tahun karena upah di Hongaria lebih tinggi. Di antara mereka adalah Eva, berusia 40-an, yang bekerja di kios tempat mereka yang meninggalkan Ukraina berkumpul pada hari Kamis.

Dia mengatakan kepada Reuters bahwa dia telah mengirim dua putranya ke Republik Ceko dan rekannya ke Slovakia, karena takut mereka dapat wajib militer menjadi tentara. "Saya takut, saya takut pada keluarga saya orang-orang itu dibawa pergi ke tentara. Saya seorang ibu, bagaimana saya harus mengirim anak saya untuk mati?" dia berkata.

FOLLOW US