JAKARTA - Pemerintah Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia pada Kamis saling tuding dan menyalahkan atas pelanggaran gencatan senjata di sepanjang jalur kontak di wilayah Donbas.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pusat Gabungan untuk Koordinasi dan Kontrol Gencatan Senjata atas nama wilayah yang disebut Republik Donetsk dan Lugansk, tentara Ukraina menyerang sembilan pemukiman di wilayah Donetsk dan Lugansk selama dua jam penembakan artileri intensif.
Pasukan Ukraina menggunakan peluru artileri 120 milimeter dan 82 milimeter, serta berbagai jenis bom dan senjata, pada serangan pagi hari di pemukiman Kominternove, Oktyabr, Novolaspa, Petrovsky, Veselenkoe, Donetsky, Zolotoe-5, Nijnee Lozovoe, dan Sokolniki, klaim pernyataan itu.
Separatis kemudian membagikan video di media sosial tentang pembalasan mereka, termasuk menembaki lokasi tentara di bawah kendali pemerintahan Kyiv.
Separatis meminta Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mengirim pasukan misi pemantauan untuk mendokumentasikan situasi.
Mengutip sumber, media Rusia melaporkan bahwa tidak ada yang tewas atau terluka akibat penembakan oleh tentara Ukraina di wilayah Donbas.
Namun, beberapa sumber mengatakan situasinya masih belum jelas, dan separatis sedang menyelidiki kematian dan cedera di wilayah tersebut.
Sekolah TK dibom oleh separatis
Sementara itu, di akun media sosialnya Kantor Staf Umum Ukraina merilis gambar taman kanak-kanak yang dibom, dan mengatakan kelompok separatis pro-Rusia mengebom pemukiman Stanytsia Luhanska yang berada di bawah kendali pemerintah Kyiv.
"Akibat tembakan artileri berat oleh teroris, bom jatuh di gedung taman kanak-kanak. Menurut laporan awal, dua warga sipil terluka," ujar otoritas Ukraina.
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa warga sipil dievakuasi ke tempat penampungan, infrastruktur di pemukiman rusak akibat pengeboman, dan setengah dari kota dibiarkan tanpa listrik.
"Selama penembakan Rusia di Stanytsia Luhanska, salah satu ranjau menghantam sekolah TK. Tidak ada anak-anak yang terluka, tetapi dua guru terdampak. Hanya itu yang perlu diketahui dunia tentang `penarikan pasukan` Rusia dari Perbatasan Ukraina," ungkap Kedutaan Besar Ukraina di Ankara di Twitter.