• Gaya Hidup

30 Januari Hari Kusta Sedunia, Hormati Pengalaman Hidup Penderita

Tri Umardini | Minggu, 30/01/2022 20:17 WIB
30 Januari Hari Kusta Sedunia, Hormati Pengalaman Hidup Penderita Ilustrasi penderita kusta/HO ALODOKTER

JAKARTA - Hari Kusta Sedunia diperingati setiap 30 Januari. Secara umum, Hari Kusta Sedunia diperingati untuk menumbuhkan rasa sadar dan peduli masyarakat dunia tentang penyakit kusta juga pada penderitanya.

Di 2022 ini tema yang diusung Hari Kusta Sedunia adalah Bersatu untuk Martabat.

Kampanye ini menghormati pengalaman hidup individu yang pernah mengalami kusta dengan berbagi cerita pemberdayaan dan mengadvokasi kesejahteraan mental dan hak untuk hidup bermartabat bebas dari stigma terkait penyakit.

Namun, bagaimana sebenarnya sejarah Hari Kusta Sedunia dan seberapa penting kita memperingati Hari Kusta Sedunia?

Dikutip dari Medical News Today, penyakit kusta dikenal dengan penyakit Hansen adalah infeksi bakteri yang mempengaruhi sistem saraf, kulit, hidung, dan mata.

Hal ini dapat disembuhkan namun tanpa perawatan dini, kusta dapat menyebabkan kerusakan permanen.

Tanggal 30 Januari ditahbiskan sebagai Hari Kusta Sedunia oleh Raoul Follereau, pegiat kemanusiaan Perancis memberi penghargaan untuk kehidupan Mahatma Gandhi.

Seperti diketahui, Mahatma Gandhi banyak bekerja dengan orang yang terkena kusta dan meninggal pada akhir Januari 1948.

Penyakit ini juga disebut penyakit Hansen, dinamai dokter Norwegia Gerhard Henrik Armauer Hansen, yang dikenal untuk mengidentifikasi bakteri yang menyebabkan kusta sebagaimana dikutip dari National Today.

Untuk menciptakan kesadaran tentang penyakit ini, terutama konsekuensi sosial-ekonominya, dermawan Prancis Raoul Follereau menetapkan Hari Kusta Sedunia pada tahun 1954.

Di India, hari itu diperingati pada 30 Januari — peringatan kematian rasul perdamaian dunia, Mahatma Gandhi, untuk menghormati belas kasihnya yang tak tergoyahkan bagi orang-orang yang menderita penyakit ini.

Meskipun mudah disembuhkan saat ini dan jarang di negara maju, seperti AS, penyakit ini dikelilingi oleh stigma. Hal ini terjadi terutama di India, Brasil, dan Indonesia, di mana jumlah kasus paling banyak ditemukan.

Orang yang terinfeksi sering didiskriminasi dan dikucilkan, yang menyebabkan kurangnya akses ke perawatan medis yang tepat, pengobatan, dan bahkan penolakan hak asasi manusia.
Pasalnya kusta secara besar-besaran mempengaruhi bagian populasi dunia yang kurang mampu, dunia mulai dengan mudah melupakan penyakit ini.

Hari Kusta Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kusta agar masyarakat dapat berobat dan hidup bermartabat.

Mengapa Hari Kusta Sedunia perlu diperingati?

1. Hilangkan diskriminasi sosial si penderita
Diskriminasi sosial dari mereka yang terinfeksi harus disingkirkan agar pasien dapat hidup dengan bermartabat.
Sangat penting untuk menyebarkan kesadaran tentang kusta untuk alasan ini.
Hari Kusta Sedunia menyediakan platform untuk menciptakan masyarakat inklusif yang memperlakukan para penderita dengan rasa hormat yang layak mereka dapatkan.

2. Sebarkan kesadaran tentang pengobatan kusta
Kusta dapat disembuhkan dengan pengobatan antibiotik. Namun, sebagian besar pasien berasal dari latar belakang miskin dan tidak memiliki sarana untuk mengakses pengobatan.
Juga, stigma yang melekat pada kondisi tersebut menghalangi orang untuk mencari pengobatan untuk penyakit tersebut. Hari tersebut membantu menyadarkan masyarakat bahwa Kusta bisa diobati.

3. Mitos dan kesalahpahaman seputar penyakit
Terlalu banyak miskonsepsi yang dipendam masyarakat tentang kusta. Ada persepsi jika penyakit ini ditularkan dengan duduk di sebelah atau berjabat tangan dengan orang yang terinfeksi.
Mitos-mitos ini dapat dipatahkan pada Hari Kusta Sedunia agar para pengidap kusta mendapat kesempatan yang sama untuk bersinar di masyarakat. (*)

 

 

FOLLOW US