• News

Serbia Sebut Keputusan Australia Mendeportasi Djokovic sebagai Skandal

Yati Maulana | Senin, 17/01/2022 02:56 WIB
Serbia Sebut Keputusan Australia Mendeportasi Djokovic sebagai Skandal Petenis asal Serbia, Novak Djokovic (foto: catchmeup.id)

JAKARTA - Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic menyebut keputusan Australia sebagai skandal dan mengecam keputusan mendeportasi superstar tenis Novak Djokovic, atas keputusannya untuk tidak divaksinasi Covid-19.

Keputusan bulat oleh tiga hakim yang menolak banding Djokovic terhadap pembatalan visanya memberikan pukulan terakhir pada harapannya mengejar rekor kemenangan Grand Slam ke-21 di Australia Terbuka.

"Saya pikir keputusan pengadilan itu memalukan. Saya merasa sulit percaya bahwa kami memiliki dua keputusan pengadilan yang sepenuhnya bertentangan dalam rentang waktu hanya beberapa hari," kata Ana Brnabic mengatakan kepada wartawan di Beograd pada Minggu, 16 Januari 2022, yang dikutip dari Reuters.

"Saya kecewa, saya pikir itu menunjukkan bagaimana aturan hukum berfungsi atau lebih baik dikatakan tidak berfungsi di beberapa negara lain. Bagaimanapun, saya tidak sabar untuk melihat Novak Djokovic di negara kita sendiri, di Serbia."

Djokovic, 34, terbang keluar dari Australia menuju Dubai pada Minggu malam setelah mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa dia sangat kecewa dengan keputusan pengadilan dan akan menghormatinya.

Djokovic, pemain tenis pria top dunia, pertama kali ditahan oleh otoritas imigrasi Australia pada 6 Januari, diperintahkan untuk dibebaskan oleh pengadilan pada 10 Januari dan kemudian ditahan lagi pada Sabtu, setelah Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke menggunakan wewenang untuk membatalkan visanya. .

Panel tiga hakim Pengadilan Federal menguatkan keputusan Hawke, yang mengutip alasan bahwa Djokovic dapat mengancam ketertiban umum karena kehadirannya akan mendorong sentimen anti-vaksinasi di tengah wabah virus terburuk di Australia.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan dia telah berbicara dengan Djokovic setelah keputusan pengadilan. "Saya mengatakan kepadanya bahwa dia selalu diterima di Serbia," kata Vucic kepada wartawan.

Asosiasi Tenis Serbia (TSS) mengatakan "lelucon sudah berakhir" dan "politik telah mengalahkan olahraga" dengan keputusan Australia untuk mendeportasi Djokovic, yang telah memenangkan Australia Terbuka sembilan kali. “Novak Djokovic… telah ditolak kesempatannya untuk memenangkan gelar ke-10 (di Australia). Tekanan politik telah menyebabkan pencabutan visanya untuk memenuhi `kepentingan umum`," kata TSS dalam sebuah pernyataan.

Di ibu kota Serbia, Beograd, kampung halaman Djokovic, banyak yang mendukungnya meskipun beberapa merasa dia seharusnya divaksinasi.

"Saya pikir Australia harus malu pada dirinya sendiri dan keputusan itu tidak adil. Saya minta maaf untuk Novak sebagai pemain tenis dan sebagai pribadi," kata Danilo Mircic, seorang siswa.

"Jika saya jadi dia, saya akan mendapatkan vaksinasi dan menghindari masalah di masa depan," kata Aleksandar Janjic, seorang programmer komputer paruh baya.

FOLLOW US