• News

Atmosfer Pendidikan Hong Kong Berubah, Orang Tua dan Guru Cemas

Akhyar Zein | Senin, 10/01/2022 12:47 WIB
Atmosfer Pendidikan Hong Kong Berubah, Orang Tua dan Guru Cemas Siswa di Sekolah Chiu Sheung di Hong Kong. Pendaftaran sekolah di kota itu menyusut karena keluarga yang frustrasi oleh undang-undang keamanan nasional China melarikan diri. (foto: Anthony Kwan/ The New York Times)

JAKARTA - Dari luar, Hong Kong tetap terlihat sebagai sebuah kota metropolitan yang ramai di Asia, tetapi perubahan-perubahan pada sekolahnya menyebabkan timbulnya kekhawatiran di kalangan para guru yang senior.

"Ada yang mengatakan sekarang ini menjadi guru di Hong Kong merupakan sebuah profesi berisiko," ujar salah satu guru SMP, Adrian.

Adrian adalah seorang guru dan dia minta agar dipanggil dengan nama panggilannya saja karena khawatir akan menghadapi konsekuensi jika mengungkapkan pendapatnya. Ia mengajarkan mata pelajaran liberal studies atau pendidikan umum yang bertujuan mengasah kemampuan berpikir kritis seorang murid.

“Di masa lalu kami secara bebas berkomentar tentang berbagai kebijakan dan mengundang para siswa untuk memberi opini mereka tentang kebijakan itu. Kini kami takut bahwa kritik terhadap kebijakan bisa mengakibatkan tuduhan membahayakan keamanan nasional atau memicu kebencian terhadap pemerintah. Kami risau dengan hal ini, demikian pula halnya dengan para siswa kami," paparnya.

Pejabat urusan pendidikan Hong Kong membela pendidikan keamanan nasional di sekolah dasar dan SMP.

Dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh kantor berita Pemerintah China, pejabat itu mengatakan, kurikulum itu memberikan para siswa sebuah pemahaman yang lebih jelas tentang hubungan yang tidak terpisahkan antara negara dan Hong Kong, “model pemerintahan “satu negara dua sistem” dan peran hukum dalam kemakmuran dan pembangunan Hong Kong.”

Karen adalah guru studi Tionghoa, juga minta kepada VOA agar hanya menggunakan nama panggilannya saja, mengatakan meskipun dia menghadiri lokakarya tentang panduan pengajaran baru, tetapi dia masih tidak yakin apakah dia akan menghadapi kesulitan di masa depan.

"Suasana mengajar di sekolah sudah berubah. Perubahan dalam atmosfer ini mengubah otonomi yang kami miliki, otonomi sebagai guru. UU NSL itu tidak secara jelas memberitahu apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan," katanya.

Adrian mengatakan beberapa rekannya sudah berhenti mengajar dan pindah ke luar negeri. Dia mengatakan, siswa yang tidak berada atau berasal dari China daratan masih bertahan di Hong Kong, sementara banyak keluarga yang lebih berada mempertimbangkan untuk pindah ke luar negeri. (VOA)

FOLLOW US