JAKARTA - Polisi Sudan mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada hari Minggu 26/12 bahwa sekitar 58 anggotanya terluka saat aksi unjuk rasa yang terjadi pada Sabtu 25/12 terhadap kekuasaan militer.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa gas air mata hanya digunakan untuk menghadapi serangan terhadap fasilitas keamanan dan kendaraan.
Komite keamanan Khartoum menambahkan bahwa 114 orang telah ditangkap dan diadili setelah protes yang merupakan terbaru dalam serangkaian demonstrasi menentang kudeta 25 Oktober yang mengubah transisi menuju pemilihan demokratis.
Petugas medis yang bersekutu dengan gerakan protes mengatakan sebelumnya bahwa kekerasan oleh pasukan keamanan telah menyebabkan 178 orang terluka di antara para demonstran, termasuk delapan orang dengan luka tembak.
Sedikitnya 48 orang tewas dalam penumpasan protes terhadap kudeta yang dilakukan polisi, kata petugas medis dilansir dari Reuters.
Pada hari dimana demonstrasi berlangsung, semua akses komunikasi, internet, dan telepon terputus, dan pasukan keamanan menembakkan gas air mata saat mereka memblokir pengunjuk rasa untuk mencapai istana presiden.
Demo terjadi karena gagalnya kesepakatan yang diumumkan oleh militer pada bulan November lalu yang berjanji akan melepas Perdana Menteri Abdalla Hamdok. Akibat kegagalan tersebut, sejumlah masa melakukan aksi untuk menyerukan militer agar segera menarik diri dari politik secepatnya.