• Info MPR

Desa Cerdas Gabungkan Digitalisasi Teknologi dengan Pengembangan Sumber Daya Alam

Budi Wiryawan | Rabu, 15/12/2021 23:08 WIB
Desa Cerdas Gabungkan Digitalisasi Teknologi dengan Pengembangan Sumber Daya Alam Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar didampingi oleh Sekretaris Jenderal Taufik Madjid membuka secara resmi Rapat Koordinasi Nasional dan Sosialisasi Desa Cerdas Tahun 2021 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (15/12). (Foto: Humas Kemendes PDTT)

Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar didampingi oleh Sekretaris Jenderal Taufik Madjid membuka secara resmi Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Sosialisasi Desa Cerdas Tahun 2021 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (15/12/2021). Acara diselenggarakan pada tanggal 15-17 Desember 2021 dan dihadiri oleh petinggi Bank Dunia dan didukung penuh lintas Kementerian/ Lembaga (K/L).

Rakornas ini juga dihadiri oleh 18 Kabupaten terpilih lokasi Desa Cerdas fase I (2021) dan 60 Kabupaten calon lokasi Desa Cerdas fase II (2022). Acara diikuti secara antusias oleh 112 orang peserta daerah serta disaksikan oleh lebih dari 50 orang peserta melalui zoom meeting.

Menteri Desa Halim Iskandar mengatakan, Desa Cerdas sudah pasti desa digital, namun desa digital belum tentu Desa Cerdas. Pengelolaan data desa berbasis SDGs diharapkan menghasilkan rekomendasi yang sesuai dengan permasalahan di desa.

Halim Iskandar mengatakan, Desa Cerdas, merupakan konsep yang diadopsi dari konsep Smart City. Tentu dengan dilakukan pelokalan pada komponen-komponen dan indikator-indikatornya, yang lebih cocok dengan konteks desa dan kelurahan. Desa Cerdas adalah Desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek pembangunan desa.

"Desa Cerdas bukan sekedar berkait dengan digitalisasi, Desa Cerdas berkaitan dengan dimensi lingkungan, infrastruktur dan mobilitas warga, tata kelola pemerintahan desa, ekonomi warga, kualitas hidup warga desa, serta keterampilan dan inovasi warga desa, Smart Environment, Smart Mobility, Smart Government, Smart Economy, Smart Living, dan Smart People," kata Pria yang akrab disapa Gus Halim ini.

Desa Cerdas menjadi kerangka kerja untuk membangun akuntabilitas, peran, dan otoritas pengambilan keputusan untuk organisasi berbasis digital melalui media situs web, seluler, media sosial, dan produk serta layanan lain yang didukung oleh jaringan internet dan web.

Desa Cerdas menggabungkan digitalisasi teknologi dengan pengembangan sumber daya alam yang ada, untuk membangun sumber daya manusia desa, mendukung perekonomian warga, menjaga kelestarian lingkungan, membangun infrastruktur desa sesuai kebutuhan, dan tentu percepatan pencapaian kesejahteraan warga desa.

"Kedepannya, perlu dipersiapkan masyarakat dan stakeholder dalam mencapai target Desa Cerdas,” kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.

Bagi Desa-Desa di Indonesia, Desa Cerdas ini, berkaitan dengan 18 tujuan SDGs Desa, sebagai upaya terpadu percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Sebagai arah pembangunan Desa, SDGs Desa memiliki 18 tujuan, dengan 222 indikator pemenuhan kebutuhan warga, pembangunan wilayah desa, serta kelembagaan desa.

Kemendes PDTT, kata Gus Halim, melalui pendamping desa yang bertugas diseluruh Desa penerima Dana Desa, melalui kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari lembaga donor, BUMN perbankkan, e-commerce, perguruan tinggi, serta para pegiat desa, terus mendorong, melatih, dan mendampingi desa-desa untuk lebih cepat lagi berlari, lebih cepat membangun, dan bangkit menyinari Indonesia.

Beberapa K/L yang berkolaborasi dalam Desa Cerdas diantaranya Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).

Selain dengan lintas Kementerian, kolaborasi Desa Cerdas juga melibatkan pihak swasta dan NGO diantaranya PT Semut Berdaya Sejahtera (Semut Nusantara), Yayasan Penabulu, Perkumpulan Desa Lestari, PT Kolaborasi Integrasi Digital (Kolla Education), Balai Pustaka, dan Universitas Sebelas Maret (UNS).

Dengan kerja bersama ini, telah banyak desa-desa yang mengembangkan desa digital dan BUM Desa digital.

Pada tahun 2021 sebanyak 45.233 Bumdes yang masih aktif mempekerjakan 20.369.834 orang dan omset Rp 4,6 triliun selama setahun terakhir. Saat ini, telah ada BUM Desa Digital yang memiliki website yang dikelola sendiri atau memiliki system aplikasi sebanyaK 300 BUMDesa.

BUM Desa yang memasarkan produk unggulan Desa melalui market place dan media sosial, sebanyak 1.852 Bumdes. BUM Desa yang memasarkan produk unggulan Desa melalui media sosial (Face book dan Instagram), sebanyak 1.699 BUM Desa. Selain itu, telah ada 3.848 desa wisata yang dikelola BUM Desa. Sebanyak 233 desa digital, yaitu desa yang menggunakan aplikasi berbasis internet untuk meningkatkan kelancaran pemerintahan desa, kesehatan, pendidikan, lingkungan.

Ketua Panitia yang juga Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengembangan Informasi (BPI) Kemendes PDTT Razali mengatakan, Desa Cerdas merupakan bagian dari Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) dengan dukungan anggaran dari Bank Dunia.

Di bawah unit Pusat Pengembangan Daya Saing Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Pusdaing), kegiatan Desa Cerdas diharapkan mampu memastikan pemanfaatan teknologi yang inklusif dalam pembangunan desa dan pencapaian SDGs Desa.

Satu diantara lima kegiatan utama Desa Cerdas adalah Jejaring Desa Cerdas yang difokuskan pada inisiasi pengembangan pendekatan pemerintah yang terkoordinasi dan menyeluruh dengan para pihak terkait untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi digital dalam transformasi desa.

“Diperlukan upaya untuk membangun jejaring dan sinergi dengan berbagai pihak, terutama untuk menyosialisasikan dan menyinergikan program Desa Cerdas di tingkat Pusat dan daerah,” ungkap Razali.

Secara bersamaan juga dilaksanakan Diskusi Terfokus Duta Digital Smart Village di Redtop Hotel, Jakarta.

Turut hadir Dirjen Pengembangan Investasi Desa Harlina Sulistyorini, Dirjen PPK Transmigrasi Aisyah Gamawati, Dirjen PPDT Eko Sri Haryanto, Inspektur Jenderal Ekatmawati, Kepala BPSDM Lutfiyah Nurlela, Staf Ahli Bito Wikantosa dan Staf Khusus Malik Haramain.

 

FOLLOW US