• News

Kesepakatan Indonesia-Korsel Tentang Alutsista Berlanjut

Ariyan Rastya | Kamis, 11/11/2021 21:35 WIB
Kesepakatan Indonesia-Korsel Tentang Alutsista Berlanjut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan. (Foto: The Korea Herald)

katakini.com - Korea Selatan dan Indonesia mencapai kesepakatan pada hari Rabu tentang transaksi yang harus dilakukan Indonesia untuk Jet Tempur KF-21 yakni sebuah Proyek Alutsista Militer bersama Korsel.

Kesepakatan tersebut terjadi setelah kekhawatiran terhadap Jakarta yang kemungkinan gagal dalam kesepakatan alternatifnya dengan AS untuk Jet tempur F-35.

Kesepakatan antara Indonesia dan Korsel tersebut bernama "Program KF-21", di mana Indonesia mencari 20 persen pangsa dan pengetahuan teknologi sementara Korea memegang sisanya.

Program itu bertujuan untuk memproduksi jet secara massal pada awal 2027, tetapi Indonesia hampir tidak membayar kontribusinya untuk proyek tersebut yang senilai 8 triliun won ($6,7 miliar).

“Indonesia akan melakukan pembayaran selama lima tahun ke depan hingga 2026, dan tiga puluh persen dari itu akan menjadi transfer dalam bentuk barang,” kata Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan dilansir dari The Korea Herald.

Badan Pengadaan Senjata Korsel mengatakan kedua negara akan membahas barang atau aset apa yang akan digunakan alih-alih uang tunai pada pertemuan terpisah nanti.

Proyek tersebut, yang pertama kali disusun pada tahun 2001, memperoleh daya tarik pada tahun 2010 ketika Indonesia setuju untuk menanggung biaya sebagai ganti transfer teknologi. 

Tetapi sejak itu Korsel menghadapi kesulitan dalam mengamankan perangkat lunak utama dari AS untuk pesawat tempur generasi 4,5nya, dan juga dari segi pembayaran dari Indonesia.

Seorang pejabat DAPA mengatakan mereka dapat melibatkan sumber daya alam untuk merealisasikan proyek tersebut.

“Kami memiliki rutinitas terpisah, jadi apa yang kami buat di sini masuk ke gudang kami dan apa yang dibangun oleh orang Indonesia di sana akan masuk ke milik mereka,” kata seorang pejabat DAPA.

Pembeli senjata mengatakan 32 pekerja Indonesia saat ini bekerja di sini bersama insinyur Korea, dan jumlahnya akan mencapai 100 pada Desember. Indonesia mewakili pasar pertahanan terbesar di Asia Tenggara.

FOLLOW US