VIVAT Internasional-Indonesia & Migran Care Latih dan Bekali Jurnalis Bongkar TPPO di NTT

. | Kamis, 04/11/2021 14:38 WIB
 VIVAT Internasional-Indonesia & Migran Care Latih dan Bekali Jurnalis Bongkar TPPO di NTT Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat membuka Seminar Pelatihan Media dan Pembentukkan Jejaring Jurnalis di Hotel Aston Kupang, Kamis (4/11/2021).

katakini.com--Puluhan jurnalis dari berbagai media massa, online, televisi dan radio di NTT mengikuti Seminar Pelatihan Media dan Pembentukkan Jejaring Jurnalis di Hotel Aston Kupang, Kamis (4/11/2021).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh VIVAT Internasional-Indonesia & Migran Care, Tempo Institute and Mensen Met een Missie di Aston Hotel Kupang sejak tanggal 4-8 November 2021 mendatang.

Kegiatan ini mengangkat tema “Membongkar Kasus Perdagangan Orang di Nusa Tenggara Timur”; Memperkuat Media untuk Keberpihakan Korban” oleh VIVAT Internasional Indonesia dan Migrant Care, anggota Zerro Human Trafficking Network (ZHTN).

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat kepada puluhan wartawan saat membuka kegiatan memberi apresiasi terhadap misi Vivat dan Zero human trafficking yang ingin menghapus kasus TPPO di NTT dan pihaknya akan memberi dukungan sesuai dengan kewenangannya.

Viktor mengatakan, banyak sekali warga NTT yang keluar mencari kerja di luar negeri dan tak sedikit yang pulang dan membawa kabar keberhasilannya. Namum sedikit sekali yang mau memceritakan tentang kesulitan dan penderitaannya.

Ia mengatakan masalah kemiskinan memberi andil dalam kasus human trafficking karenanya kemiskinan mesti ditangani.

Untuk menangani masalah kemiskinan di Indonesia dan NTT, Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya.

"Harus didesain pembangunan tingkat desa, APBD Kabupaten Kota, Provinsi, melalui dana desa dan berbagai sumber anggaran total Rp 43 triliun sedang didesain fokus ke program dalam rangka pemberdayaan masyarakat," ujar Laiskodat.

Pemerintah Pusat kata Viktor, telah membuat kebijakan bagaimana menangani orang miskin. Seperti pemberian bansos dan PKH tunai.

Ada 7 provinsi yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrim dan sedang ditangani yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua, Papua Barat, Maluku, NTT dan provinsi ini menjadi contoh penanganan untuk menangani kemiskinan ekstrim di Indonesia.

Khusus di NTT ada 5 kabupaten yakni Rote Ndao, Manggarai Timur, Sumba Timur, Sumba Tengah dan TTS.

Ia membeberkan strategi Pemprop NTT untuk menangani kemiskinan di NTT melalui peningkatan sektor pertanian dan peternakan.

Terkait seminar dan pelatihan Media dan pembentukkan Jejaring Jurnalis, Laiskodat berpesan agar para jurnalis bisa melakukan kegiatan investigasi dengan baik dan hasil dari investigasi itu bisa dilaporkan dalam bentuk pemberitaan yang juga baik dan benar.

"Investigator, lakukan investigasi dengan sungguh-sungguh, jangan sudah dapat pelatihan investigasi yang bagus tapi kerjanya tidak ada. Atau mengerjakan tapi input nol, nol desain, hanya imajinasi," katanya.

VIVAT Internasional sekaligus Ketua panitia, Sr. genoveva Amaral, SSpS mengatakan, perdagangan orang adalah bentuk transaksional, tindakan yang melanggar harkat dan martabat manusia dan juga adalah tindakan melanggar HAM.

Menurut Sr Genoveva, selama ini berbagai upaya sudah dilakkukan oleh pemerintah, LSM, lembaga agama.

"Pemprov sudah lakukan berbagai tindakan untuk meminimalisir TPPO, Surat Gubernur NTT nomor 357 tahun 2008 dan kebijakan lainnya. Namun belum terlihat efektiftasnya dalam kasus perdagangan manusia di Indonesia dan NTT khususnya," kata Suster Genoveva yang merincikan data per tahun 2019 hingga 2021.

Menurut nya, pelaku perdagangan orang menyasar kelompok rentan yakni perempuan muda produktif untuk perdagangan dengan berbagai modus perekrutan.

Cara-cara baru via online untuk rekrut orang muda dan anak kecil. Dan hal ini menyebabkan banyak kerugian bagi koban baik penderitaan, material hingga meninggal dunia," kata Suster Genoveva.

Direktur Zero human Trafficking, Pater Agus Duka, SVD menjelaskan soal profil lembaga.

"Ini adalah jejaring yang bersifat plural, lintas agama dan agama yang belum diakui di Indonesia, lintas gender, lintas agama, lintas generasi muda, yang memiliki perjuangan dan misi yang sama untuk meminimalisi atau menghentikan tindakan kekerasan terhadap Manusia," kata Pater Agus Duka.

Pater Agus berpesan kepada para jurnalis yang menjadi peserta seminar dan pelatihan media dan pembentukkan jejaring jurnalis ini bsa mengikuti kegiatan ini.

Dan akhirnya bisa menghasilkan pemberitaan pemberitaan yang benar dan juga berpihak kepada korban TPPO. "Buatlah berita yang benar dan berpihak pada korban human Trafficking," ujar Pater Agus Duka.

FOLLOW US