• News

Erdogan Persona Non Gratakan 10 Duta Besar

Akhyar Zein | Minggu, 24/10/2021 13:20 WIB
Erdogan Persona Non Gratakan 10 Duta Besar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (foto: remonews.com)

Katakini.com,- Presiden Turki mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia menginstruksikan menteri luar negeri untuk menyatakan 10 duta besar persona non grata atas pernyataan mereka tentang kasus yang sedang berlangsung dari pengusaha Osman Kavala.

Utusan yang menyerukan pembebasan Kavala "harus memahami Turki atau mereka harus pergi," kata Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah upacara di provinsi Eskisehir tengah. "Ini bukan negara kesukuan seperti yang mungkin Anda pikirkan. Ini Turki."

Kedutaan AS, Jerman, Denmark, Finlandia, Prancis, Belanda, Swedia, Kanada, Norwegia, dan Selandia Baru telah membagikan pernyataan di media sosial yang menyerukan pembebasan Kavala, mengklaim kasus tersebut telah membayangi demokrasi dan aturan hukum di Turki.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki telah memanggil duta besar negara-negara tersebut, menuduh mereka ikut campur dalam peradilan Turki.

Kavala pertama kali ditangkap atas tuduhan kriminal terkait protes Gezi 2013, sejumlah kecil demonstrasi di Istanbul yang kemudian berubah menjadi protes nasional yang menewaskan delapan pengunjuk rasa dan seorang petugas polisi.

Pengusaha itu kemudian dikembalikan ke tahanan oleh pengadilan Istanbul sebagai bagian dari penyelidikan kudeta yang dikalahkan 2016 di Turki, dengan jaksa menuduhnya memata-matai.

Organisasi Teroris Fetullah (FETO) mengatur kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016 yang menewaskan 251 orang dan hampir 2.200 terluka.

Turki menuduh FETO melakukan kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi Turki, khususnya militer, polisi, dan peradilan.

Berbicara tentang ekonomi, Erdogan mengatakan: "Kami ingin mengubah krisis global ini menjadi peluang bersejarah dengan kebijakan ekonomi yang akan mendorong investasi, meningkatkan produksi, dan memperkuat lapangan kerja."

Dia mengatakan Turki dengan cepat maju menjadi pusat produksi bagi perusahaan internasional. "Pintu dan hati kami terbuka untuk semua orang yang akan berinvestasi di negara kami, membawa teknologi, berkontribusi pada ekspor, lapangan kerja, dan pertumbuhan kami," tambahnya.(AA)

 

FOLLOW US