• News

Taliban Gantung Mayat Penculik di Alun-Alun

Akhyar Zein | Minggu, 26/09/2021 08:02 WIB
Taliban Gantung Mayat Penculik di Alun-Alun Mayat digantung di tempat umum pada derek di Herat pada Sabtu 25 September 2021, setelah Taliban membunuh empat penculik dalam baku tembak dan menggantungnya. (Foto: AFP/ beritasatu.com)

Katakini.com- Taliban menggantung tubuh dari derek yang diparkir di alun-alun kota di Afghanistan pada hari Sabtu.

Pejabat Taliban awalnya membawa empat mayat ke alun-alun pusat di kota barat Herat, kemudian memindahkan tiga dari mereka ke bagian lain kota untuk dipamerkan kepada publik, kata Wazir Ahmad Seddiqi, yang menjalankan apotek di tepi alun-alun.

Pejabat Taliban mengumumkan bahwa keempatnya tertangkap mengambil bagian dalam penculikan Sabtu pagi dan dibunuh oleh polisi, kata Seddiqi. Ziaulhaq Jalali, seorang kepala polisi distrik yang ditunjuk Taliban di Herat, kemudian mengatakan bahwa anggota Taliban menyelamatkan seorang ayah dan anak yang telah diculik oleh empat penculik setelah baku tembak. Dia mengatakan seorang pejuang Taliban dan seorang warga sipil terluka oleh para penculik, dan para penculik tewas dalam baku tembak.

Sebuah video Associated Press menunjukkan kerumunan orang berkumpul di sekitar derek dan mengintip ke arah mayat itu ketika beberapa pria meneriakkan.

"Tujuan dari tindakan ini adalah untuk memperingatkan semua penjahat bahwa mereka tidak aman," kata seorang komandan Taliban yang tidak mengidentifikasi dirinya kepada AP dalam wawancara di depan kamera yang dilakukan di alun-alun.

Sejak Taliban menyerbu Kabul pada 15 Agustus dan menguasai negara itu, warga Afghanistan dan dunia telah menyaksikan untuk melihat apakah mereka akan menciptakan kembali aturan keras mereka di akhir 1990-an, yang mencakup rajam di depan umum dan amputasi anggota badan terhadap tersangka penjahat, beberapa yang berlangsung di depan banyak orang di sebuah stadion.

Setelah salah satu pendiri Taliban mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pekan lalu bahwa gerakan garis keras akan kembali melakukan eksekusi dan amputasi tangan, Departemen Luar Negeri AS mengatakan tindakan seperti itu "akan merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia."

"Semua orang mengkritik kami atas hukuman di stadion, tetapi kami tidak pernah mengatakan apa pun tentang hukum mereka dan hukuman mereka," kata Mullah Nooruddin Turabi dalam sebuah wawancara AP.

`"Tidak ada yang akan memberi tahu kami apa hukum kami seharusnya. Kami akan mengikuti Islam dan kami akan membuat hukum kami berdasarkan Al-Qur`an". (voaindonesia)

 

FOLLOW US