• Info MPR

Siti Fauziah : Bermedia Sosial Untuk Merekatkan Keragaman

Akhyar Zein | Minggu, 19/09/2021 11:10 WIB
Siti Fauziah : Bermedia Sosial Untuk Merekatkan Keragaman Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi MPR RI, Siti Fauziah,dalam acara diskusi bersama netizen dengan tema “The Power of Bhinneka Tunggal Ika, Bijak Bermedia Sosial dalam Mewujudkan Karakter Bangsa,” di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/9/2021))foto: Humas MPR)

Katakini.com,- Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi MPR RI, Siti Fauziah, SE, MM, mengharapkan netizen MPR di Bandung bijak bermedia sosial dengan tetap menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Karena media sosial bisa berdampak luas maka netizen MPR Bandung agar memperhatikan soal Bhinneka Tunggal Ika.

“Indonesia sangat beragam dilihat dari suku, bangsa, bahasa, agama, warna kulit. Dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika, netizen bermedia sosial untuk menyatukan bangsa. Dengan merekatkan seluruh keragaman yang ada,” harapnya dalam acara diskusi bersama netizen dengan tema “The Power of Bhinneka Tunggal Ika, Bijak Bermedia Sosial dalam Mewujudkan Karakter Bangsa,” di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/9/2021). Netizen gathering ini diikuti sebanyak 22 pegiat media sosial Bandung.

Menurut Siti Fauziah, nilai Bhinneka Tunggal Ika sebenarnya sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan di masyarakat, berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, bisa hidup secara berdampingan. “Nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika itu perlu diinternalisasikan lagi secara lebih komprehensif,” ujar Ibu Titi, sapaan Siti Fauziah.

Semangat Bhinneka Tunggal Ika, lanjut Ibu Titi, sudah ada sejak dahulu sebelum Indonesia merdeka. Para pendahulu bangsa menyadari bahwa Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa, agama, dan bahasa, harus dibangun bersama-sama.

Semangat itulah yang membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bersatu.

Dalam konteks bijak bermedia sosial, Ibu Titi mengungkapkan generasi saat ini yaitu generasi milenial dan generasi Z adalah generasi yang sudah akrab dengan media sosial seperti facebook, Instagram, twitter, dan youtube. Namun, pemanfaatan media sosial harus dilakukan dengan bijak. Sebab, media sosial sudah tanpa batas. Media sosial bisa diakses seluruh Indonesia bahkan luar negeri. “Karena tidak terbatas, banyak masalah yang muncul ketika bermedia sosial. Karena itu, bermedia sosial harus dilakukan dengan bijak,” ujarnya.

Ibu Titi mengingatkan bahwa media sosial adalah media publikasi. Media sosial menjadi platform baru untuk menyampaikan pesan. Misalnya, pesan yang sifatnya serius menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara bisa disampaikan melalui media sosial seperti facebook, Instagram, twitter, dan youtube. “Media sosial menjadi wahana strategis untuk menyampaikan pesan. Sebab, pesan yang disampaikan bisa langsung terpublikasi dan tersebar,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Ibu Titi meminta masukan dan saran dari netizen MPR Bandung untuk perbaikan platform media sosial MPR. “Dalam era digitalisasi ini, melalui media sosial MPR bisa memperkenalkan lembaga negara ini kepada masyarakat. Sebab, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tugas dan wewenang MPR. Kita berharap netizen MPR Bandung bisa memberi masukan kepada MPR agar pengelolaan media sosial MPR lebih baik lagi,” pintanya.

“Masukan ini penting agar pengelolaan media sosial di MPR bisa menyesuaikan dengan perkembangan kekinian. Kita ingin menjadikan media sosial MPR menjadi salah satu garda terdepan dalam konteks publikasi kegiatan-kegiatan pimpinan dan anggota MPR dalam menjalankan tugas dan kewenangannya,” imbuhnya.

Ibu Titi menambahkan jika platform media sosial MPR bisa dioptimalkan maka akan memberi dampak kepada masyarakat. MPR akan menggunakan platform media sosial untuk mensosialisasikan Empat Pilar MPR, khususnya kepada generasi milenial dan generasi Z yang sudah melek teknologi.

Dari diskusi dengan netizen Bandung, MPR mendapat banyak masukan dan saran di antaranya tampilan instagram MPR cukup rapi namun terkesan kaku, konten Empat Pilar MPR perlu tampilan yang berbeda, perlu adanya engagement seperti membuat giveaway, MPR perlu membuat akun baru di luar akun resmi misalnya akun Sahabat MPR, konten tetap menjaga marwah MPR tetapi dengan bahasa yang tidak kaku, perlu lebih banyak visualisasi dibanding narasi kata, MPR perlu membuat grand design platform media sosial MPR.

FOLLOW US