• News

Perempuan Muslim Turki Tuntut Kesetaran Beribadah di Masjid

Yahya Sukamdani | Minggu, 12/09/2021 05:07 WIB
Perempuan Muslim Turki Tuntut Kesetaran Beribadah di Masjid Muslimah Turki. Foto: Tribunnews

JAKARTA - Saat beribadah di masjid, sejumlah kalangan wanita Turki mengeluhkan bahwa akses mereka kerap dibatasi.

Ruang perempuan biasanya terpisah dari kubah utama masjid, dan berbentuk area kecil tertutup di dekat pintu masuk.

Secara historis, tradisi Islam di Turki cenderung mendorong perempuan untuk beribadah di rumah.

Namun, mereka yang bekerja atau belajar dan menghabiskan hari di luar rumah perlu menggunakan masjid untuk memenuhi kebutuhan sholat lima waktu.

Zeynep Dogusan, misalnya, menceritakan bagaimana seorang teman pada suatu hari bersandar pada sebuah pilar di sebuah masjid di belakang bagian pria, dia tengah mengagumi pemandangan bangunan itu.

Seorang pegawai masjid lantas mendatanginya dan mengatakan bahwa dia tidak diizinkan berada di sana.

"Teman kami benar-benar merasa seperti diusir dari masjid. Siapa sebenarnya yang memutuskan bagian mana dari masjid wanita boleh dan tidak boleh ada? Bukankah perempuan memiliki hak untuk mendapatkan manfaat dari sumber daya estetika dan spiritual masjid dan menjadi bagian darinya?" kata Dogusan, dilansir di Eurasia Review, Sabtu (11/9/2021).

Dogusan mengatakan, bahwa mereka tidak bisa tinggal diam. Saat kejadian, mereka akhirnya melakukan sholat berjamaah dengan dukungan seorang imam di masjid tersebut.

Kejadian seperti itu mendorong Dogusan untuk membentuk Women in Mosques Platform, sebuah kelompok kampanye yang dibentuk pada Oktober 2017 di Istanbul untuk memerangi diskriminasi semacam itu di tempat-tempat ibadah. Dogusan adalah salah satu pendirinya.

Sejak itu, organisasi tersebut telah berkembang untuk menangani masalah mulai dari akses untuk orang tua di masjid hingga tidak adanya atau kondisi kamar kecil yang buruk.

Sebagian besar energi mereka dihabiskan untuk menantang kebiasaan, seperti menyembunyikan jamaah wanita di balik layar, atau di kamar samping yang dinilai membuat wanita merasa kurang berhak untuk berada di masjid.

Menurut sosiolog ini, semua kejadian tersebut adalah fenomena umum. Atas dasar hal itulah, sebagai sebuah platform, Dogusan mengatakan bahwa tujuan mereka adalah membuat masalah demikian mencuat ke permukaan.

"Kami bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dengan harapan dapat menjangkau administrator masjid dan mungkin mendorong perubahan. Media sosial telah membantu meningkatkan visibilitas kelompok ini dan menyebarkan pesannya," kata Dogusan.

FOLLOW US