• News

Kondisi Covid-19 Penentu Capaian Target Pertumbuhan Ekonomi Nasional 2022

Yahya Sukamdani | Selasa, 24/08/2021 17:31 WIB
Kondisi Covid-19 Penentu Capaian Target Pertumbuhan Ekonomi Nasional 2022 Diskusi Dialektika Demokrasi tentang Menjaga RUU APBN 2022 untuk Kepentingan Rakyat yang digelar KWP dan Setjen DPR RI di Media Center Parlemen Jakarta, Selasa (24/8/2021).

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5-5,5% di tahun 2022 yang ditargetkan pemerintah tergantung kepada kondisi Covid-19.

"Kalau tahun 2021 (Covid-19) bisa landai dan levelnya pada level 2, maka di 2021 itu saya prediksi pertumbuhannya minimal bisa 3%. Kalau pertumbuhan di titik itu, maka pertumbuan ekonomi pada tahun 2022 bisa 5% sampai 5,5%," kata Ketua Badan Anggaran DPR RI MH Said Abdullah dalam diskusi dialektika demokrasi "Menjaga RUU APBN 2022 untuk Kepentingan Rakyat" yang digelar KWP di Media Center Parlemen Jakarta, Selasa (24/8/2021).

Said Abdullah mengatakan, jika kondisi Covid-19 tidak tercapai seperti di atas, maka Indonesia tetap akan berdarah-darah dengan utang yang semakin menumpuk.

"Karena memang berat. Tahun 2020 utang kita sebesar Rp1.229 Triliun, tahun 2021 Rp961 Triliun, dan tahun depan Rp868 Triliun. Beban pokok dan bunganya menjadi tekanan pada fiskal kita," ujarnya.

Said Abdullah menyarankan, selain melakukan konsolidasi fiskal, pemerintah harus segera melakukan reformasi struktural. Reformasi struktural di Indonesia banyak masalah.

"Penyebab yang paling berat adalah Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia sangat rendah," kata Said Abdullah.

Senada dengan Said Abdullah, Anggota Komisi XI DPR dari FPG Misbakhun mengatakan, ke depan harus ada reformasi struktural, terutama di bidang kesehatan.

"Reformasi struktural di bidang kesehatan sangat penting. Kalau kita investasi dikesehatan, kita akan mempunyai daya tahan. Seberat apapun pandemi yang akan datang. Sebab kita tidak tahu sampaikan kapan wabah ini selesai," kata Misbakhun.

Menurutnya, peningkatan kualitas infrastruktur kesehatan harus mulai dipikirkan. Sehingga tidak lagi terjadi Rumah Sakit penuh dan kekurangan peralatan medis, akibat jumlah pasien Covid-19 yang tinggi. Baik yang terjadi pada Rumah Sakit milik pemerintah maupun swasta.

Di APBN 2022, ada 9,4% anggaran untuk belanja sektor kesehatan. Jumlah nominalnya sekitar Rp255 Triliun.

"Apakah uang Rp255 Triliun itu cukup untuk melakukan reformasi struktural kita di bidang kesehatan, untuk masyarakat mulai dari Aceh hingga Papua dengan beragam kualitas infrastruktur kesehatannya?" ungkap Misbakhun.

Wartawan senior Bisnis Indonesia yang turut menjadi pembahas John Andi Oktaveri menyampaikan bahwa pada prinsipnya kedua pembicara mempertanyakan seberapa kuat daya lentur APBN 2022 menghadapi persoalan ekonomi sebagai dampak dari pandemi.

Menurutnya, pemerintah terlalu optimistis memprediksi pertumbuhan diangka 5% sampai 5,5% di tahun 2022 dengan kondisi pandemi yang belum selesai.

"Tentu ini (target pertumbuhan ekonomi) akan berat karena bagaimanapun antara kesehatan dengan ekonomi ini saling terkait dan tidak bisa dipisahkan," kata John.

John berharap alokasi APBN tahun 2022 lebih diprioritaskan untuk membantu sektor UMKM yang mengembangkan produk-produk lokal atau dalam negeri.

"Kita tahu, UMKM selalu menjadi andalan ketahan ekonomi nasional. Jadi dengan membantu UMKM dan belanja produk dalam negeri, pengusaha menengah ke bawah bisa lebih hidup," katanyanya.

FOLLOW US