• News

Setok Terbatas, Sejumlah Warga Samarinda Sulit dapat Vaksinasi Covid

Yahya Sukamdani | Rabu, 04/08/2021 13:15 WIB
Setok Terbatas, Sejumlah Warga Samarinda Sulit dapat Vaksinasi Covid Ilustrasi. Vaksinasi ibu hamil (foto: halodoc.com)

SAMARINDA – Sejumlah warga di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) mengaku sulit mendapatkan vaksinasi Covid-19. Bahkan ada yang sudah mendaftar secara online sampai empat kali, namun tetap saja tak kebagian kuota vaksin.

Indah Fia Silfian (21), mahasiswa kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda ini mengaku bolak balik datang ke kegiatan vaksinasi massal beberapa kali, tapi tak kebagian vaksin.

Padahal, ia ingin betul divaksin sebagai proteksi buat dirinya karena sering ketemu orang saat jualan.

“Saya jualan online, tapi sering COD (cash on delivery), jadi masih ketemu-ketemu orang,” ungkap Indah, Selasa (3/8/2021).

Indah menuturkan pertama kali mendaftar vaksinasi sekitar Juni 2021, ketika mendapat informasi dari ketua RT.

“Saat itu Pak RT suruh daftar, itu dua hari berturut-turut. Yang adakan tentara (Kodim 0901 Samarinda). Tapi dua hari itu juga saya enggak dapat kuota,” tutur dia.

Tak lama berselang setelah dua kali gagal di Kodim, Indah kembali mendapat informasi dari ketua RT, ada vaksinasi massal di Big Mall Samarinda.

“Saya diminta bawa persyaratan yang sebelumnya. Di Big Mall juga enggak dapat karena kehabisan kuota,” tutur dia.

Terakhir, Indah daftar lagi setelah dapat informasi dari kampusnya. Ia Kembali mengisi form pendaftaran digital yang dibagikan.

“Habis itu disuruh tunggu SMS (short message service) dari sana untuk informasi soal tempat dan waktu vaksin,” tutur dia.

“Jadi total empat kali sudah saya daftar enggak kebagian terus,” sambung dia.

Indah berharap pemerintah bisa menyiapkan stok vaksin lebih banyak dan memudahkan akses bagi masyarakat agar realisasi vaksinasi bisa lebih cepat meningkat.

“Semakin banyak yang vaksin semakin banyak yang terlindungi,” pungkas dia.

Hal serupa juga dialami Sophie (22). Warga Jalan Kadrie Oening Samarinda ini mengaku dua kali daftar online. Tapi belum kebagian jatah vaksin.

“Pernah datang saat diadakan Kodim. Namun lebih diprioritaskan yang daftar offline, jadi saya pulang enggak kebagian,” terang dia.

Sophie akhirnya pulang tanpa menerima vaksin. Saat ini ia kembali mendaftar pelaksaan vaksinasi di Kampus IAIN di Samarinda.

“Saya sudah daftar kedua sejak 26 Juli lalu tapi belum ada kepastian kapan,” kata dia berharap segera ikut vaksin.

Sophie mengaku punya penyakit penyerta asma. Sehingga ia mengaku vaksinasi bakal jadi proteksi Covid-19.

“Merasa waswas, apalagi kasus Covid terus meningkat. Belum lagi kita bertemu orang dan berinteraksi. Jadi ingin segera divaksin,” harap dia.

Sophie tak tahu persis alasan mengapa pasokan vaksin kurang. Namun, ia berharap pemerintah cepat mengambil langkah untuk mempercepat vaksinasi mengingat sebaran penularan kasus positif Covid-19 kian tak terbendung.

Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, Ismid Kosasih belum memberi respons saat dikonfirmasi. Pesan singkat dan sambungan telepon tidak dijawab.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Padilah Mante Runa mengatakan stok vaksin di Kaltim minim sejak dua bulan terakhir. Akibatnya banyak warga tak kebagian. “Hampir di semua daerah kosong,” ucapnya saat dihubungi.

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim, Muhammad Sabani menambahkan sejak awal pasokan vaksin memang terbatas. “Bahkan ada yang sudah harusnya dapat vaksin kedua, tapi belom bisa diberikan karena stok kosong,” kata dia.

Namun, kata Sabani, bulan ini akan dikirim pasokan ke Kaltim. “Rencana datang bulan ini (Agustus) agak banyak. nanti baru dimanfaatkan semua fasilitas dan semua stake holder terkait vaksinasi ini,” kata Sabani seperti dilansir kompas.com.

Karena stok terbatas ini disebut Sabani, membuat realisasi vaksinasi di Kaltim masih jauh dari target. Sebab, hingga Selasa (3/8/2021), realisasi vaksinasi di Kaltim baru 17 persen atau 514.282 orang untuk dosis pertama dan dosis kedua baru 11 persen atau 316.190 penerima dari target 2.874.401 orang. Dengan komposisi tenaga kesehatan (nakes) 28.218 orang, lanjut usia (lansia) 189.533 orang, petugas publik 284.193 orang, masyarakat umum 1.974.995 orang serta para remaja 397.462 orang.

FOLLOW US