• News

Selama Operasi di Suriah, Rusia Uji Coba 320 Jenis Senjata

Asrul | Jum'at, 16/07/2021 10:27 WIB
Selama Operasi di Suriah, Rusia Uji Coba 320 Jenis Senjata Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu (kiri) menonton latihan militer Center-2015 skala besar Rusia pada 19 September 2015 [Sasha Mordovets/Getty Images]

Jakarta, katakini.com - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa anggota layanan Rusia menguji lebih dari 320 jenis senjata selama operasi mereka di Suriah.

"Kami memeriksa lebih dari 320 jenis senjata yang berbeda, termasuk helikopter," kata Shoigu pada pertemuan dengan karyawan pabrikan helikopter Rusia Rostvertol, dilansir Middleeast, Jumat (16/07).

Helikopter disempurnakan setelah operasi, kata Shoigu menambahkan setidaknya, dalam hal persenjataannya.

"Salah satu helikopter yang kita lihat hari ini adalah hasil operasi Suriah," katanya. "Sekarang kami memiliki senjata seperti itu, berkat operasi di Suriah."

Penjualan senjata adalah bagian penting dari dorongan Moskow untuk meningkatkan pengaruh geopolitiknya dari Timur Tengah hingga Afrika.

"Kami keluar dengan tahun yang sangat sukses," ujar Dmitry Shugayev, yang mengepalai Layanan Federal untuk Kerjasama Teknis-Militer menambahkan bahwa 2020 "istimewa" karena pandemi.

Pada 2019 dan 2018, Rusia menerima pesanan senjata masing-masing senilai $51,1 miliar dan $55 miliar dari negara-negara Timur Tengah, menurut Kepala Eksekutif raksasa senjata Rusia Rostec, Sergei Chemezov.

Timur Tengah telah menjadi pasar utama untuk penjualan senjata dalam dekade terakhir. Impor senjata oleh negara-negara Timur Tengah meningkat 102 persen antara 2011-2015 dan 2017-2019, menurut data baru tentang transfer senjata yang diterbitkan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).

Pada bulan Juni, media Rusia mengklaim Irak tertarik untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 dan sistem pertahanan udara S-300 serta jet tempur Sukhoi Su-57 dari Rusia.

Pada 2019, Rusia dan Mesir menandatangani kesepakatan senjata senilai setidaknya $2 miliar. Ini melibatkan pembelian lebih dari 20 jet tempur Sukhoi Su-35 generasi 4++ (Flanker-E).

Terlepas dari peningkatan pembelian senjata Rusia, negara-negara Timur Tengah hanya mengimpor sepuluh persen senjata mereka dari Rusia, sementara 54 persen berasal dari AS dan lebih baik lagi dari Prancis, menurut SIPRI.

FOLLOW US