• Bisnis

Begini Strategi Kejar Produksi Minyak Satu Juta Barel

Eko Budhiarto | Minggu, 16/05/2021 09:05 WIB
Begini Strategi Kejar Produksi  Minyak Satu Juta Barel Ilustrasi penambangan migas

Katakini.com - Pemerintah mengejar target produksi satu juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 untuk menopang kebutuhan energi nasional.

Dalam waktu sembilan tahun ke depan, pemerintah akan melakukan sejumlah upaya guna mewujudkan target tersebut. Upaya itu mulai dari menyederhanakan izin pengusahaan wilayah kerja minyak dan gas nonkonvensional, transformasi sektor hulu migas, hingga mendatangkan investasi senilai 250 miliar dolar AS.

"Dalam aturan baru nanti wilayah kerja eksisting dapat langsung melakukan eksplorasi maupun eksploitasi migas nonkonvensional tanpa kontrak baru," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam keterangan pers yang dikutip di Jakarta, Sabtu (15/5/2021).

Pemerintah juga akan melaksanakan studi migas nonkonvensional di seluruh wilayah kerja aktif untuk menentukan potensi, lalu melakukan pengeboran produksi.

Sumber minyak nonkonvensional terdiri atas heavy oil atau oil sands dan oil shale, serta sumber gas nonkonvensional yakni tight gas, shale gas, coal bed methane, dan gas hydrate.

Potensi migas nonkonvensional jauh lebih banyak dan beragam ketimbang konvensional, namun perkembangan teknologi dan biaya produksi menjadi tantangan untuk mendapatkan migas nonkonvensional yang berkualitas tinggi.

Tantangan teknologi dan biaya produksi dipengaruhi karakter migas nonkonvensional yang memiliki permeabilitas rendah dan viskositas yang tinggi.

Tutuka menjelaskan pemerintah akan memanfaatankan teknologi menggunakan multi-stage fractured horizontal (MSFH) sebagai proyek percontohan dengan estimasi biaya per sumur mencapai 22 juta dolar AS, yang diproyeksikan dapat memaksimalkan kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi migas nonkonvensional.

"Kami berharap dapat memperoleh data yang berguna melalui pengeboran ini," kata Tutuka.

FOLLOW US