• News

Aliansi Pro-Demokrasi Minta Anggota PBB Setop Dana ke Militer Myanmar

Akhyar Zein | Senin, 19/04/2021 20:22 WIB
 Aliansi Pro-Demokrasi Minta Anggota PBB Setop Dana ke Militer Myanmar Pasukan keamanan mengintervensi pengunjuk rasa yang berkumpul untuk memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar pada 28 Februari 2021. (foto: Stringer - Anadolu Agency )

Katakini.com- Aliansi para aktivis pro-demokrasi di Asia, Milk Tea Alliance, meminta negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan ASEAN untuk melepaskan diri dari pasukan militer Myanmar yang melakukan kudeta pada 1 Februari 2021.

Aktivis asal Myanmar sekaligus bagian dari Milk Tea Alliance, Khin Sandar, meminta negara-negara anggota PBB dan ASEAN memutus aliran uang kepada pihak militer.

“Artinya memberi sanksi dan tidak melakukan bisnis (dengan pihak militer),” kata Khin yang sekaligus juru bicara kelompok pro-demokrasi Myanmar, General Strike Collaboration Committee, dalam konferensi pers bersama Milk Tea Alliance, Senin.

Khin juga meminta embargo senjata ke Myanmar dan memutus legitimasi militer dengan cara tidak mengundang dan tidak mengakui pasukan junta.

Menurut Khin, negara-negara PBB dan ASEAN dapat memberikan dukungan kepada warga Myanmar dengan menyuplai bantuan kemanusiaan.

Negara-negara PBB serta ASEAN, kata Khin, bisa turut mendukung para demonstran dan aksi damai serta bergabung dengan aksi solidaritas.

“Serta mendukung badan sah di Myanmar yang baru dibentuk, National Unity Government,” ungkap Khin.

Hal-hal tersebut tertuang dalam surat terbuka yang dibuat oleh Milk Tea Alliance untuk PBB dan ASEAN.

Aktivis asal Hong Kong, Johnson Yeung mengungkapkan, surat itu dibuat untuk menunjukkan kepada dunia internasional permintaan kelompok masyarakat sipil yang telah disuarakan sejak beberapa bulan silam.

Johnson yang juga bagian dari Milk Tea Alliance mengaku kecewa dengan lambannya respons mekanisme internasional atas konflik yang terjadi di Myanmar.

“Menuntut mereka untuk menerima nasihat ini dan memajukannya,” tutur Johnson dalam acara yang sama.

Militer Myanmar melakukan kudeta dengan dalih pemilu yang mengantarkan Aung San Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.

Menanggapi kudeta tersebut, kelompok sipil di seluruh negeri meluncurkan kampanye pembangkangan dengan demonstrasi massa dan aksi duduk di jalan.

Berdasarkan laporan Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) pada Minggu tengah malam, 737 orang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer dan 3.229 orang ditahan.(aa.com.tr)


FOLLOW US