• Musik

Laju Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Melambat Akibat Keterbatasan Stok

Akhyar Zein | Senin, 19/04/2021 14:20 WIB
Laju Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Melambat Akibat Keterbatasan Stok Vaksinasi Covid-19 untuk para pemuka agama di Denpasar, Bali, Selasa, 16 Maret 2021. (foto: AP )

Katakini.com - Laju penyuntikan vaksin Covid-19 di Indonesia pada April melambat akibat terbatasnya stok vaksin, sebagai dampak embargo yang dilakukan India.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan jumlah penyuntikan vaksin menurun menjadi 200 ribu hingga 300 ribu dosis per hari dibandingkan pada Maret 2021 yang bisa mencapai 500 ribu dosis per hari.

“Salah satu faktornya karena jumlah vaksin yang terbatas sehingga seminggu terakhir penyuntikannya hanya 200 ribu sampai 300 ribu dosis per hari,” kata Nadia kepada Anadolu Agency, Senin.

Menurut Nadia, suplai vaksin yang tiba pada bulan ini lebih rendah dari target karena Aliansi Vaksin Global (GAVI) menunda pengiriman 10 juta dosis vaksin AstraZeneca melalui skema Covax Facility untuk Indonesia.

Penundaan tersebut terjadi akibat India mengembargo ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi di negaranya setelah mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah hanya bisa mengalokasikan 8 juta hingga 10 juta dosis pada bulan ini, dari target semula yang mencapai 15 juta dosis.

“Jadi kita mesti mengurangi laju penyuntikan agar tidak ada hari yang bolong [tanpa vaksinasi] sampai suplai selanjutnya tersedia,” kata Budi melalui diskusi virtual, Minggu.

Pemerintah memprioritaskan stok vaksin yang ada untuk penduduk lanjut usia karena cakupan vaksinasi dari kelompok paling berisiko ini masih rendah.

Sejauh ini, baru 10,8 juta orang yang menerima vaksin dosis pertama dan 5,9 juta orang menerima dosis kedua sejak program vaksinasi dimulai pada Januari 2021 dengan target 181,5 juta penduduk.

Indonesia sendiri telah menyepakati pembelian vaksin dari empat produsen yakni Sinovac, AstraZeneca, Novavax, serta Pfizer-BioNTech untuk memenuhi kebutuhan 420 juta dosis vaksin.

Meski demikian, sebanyak 100 juta dosis vaksin AstraZeneca yang disepakati melalui kerja sama bilateral maupun kerja sama multilateral Covax Facility terancam tertunda pengirimannya hingga tahun depan.

Budi mengatakan hal ini terjadi sebagai dampak perebutan vaksin global yang menguat setelah negara-negara produsen seperti Amerika Serikat dan India memprioritaskan vaksin produksi mereka untuk kebutuhan dalam negeri.

Indonesia kini berencana menambah pesanan 100 juta dosis vaksin dari Sinovac untuk mengantisipasi keterlambatan suplai vaksin AstraZeneca, sebab perusahaan farmasi China itu dapat memenuhi target distribusi secara tepat waktu.(Anadolu Agency)

FOLLOW US