• News

Arab Saudi Tawarkan Kesepakatan Gencatan Senjata Kepada Houthi di Yaman

Akhyar Zein | Selasa, 23/03/2021 09:18 WIB
Arab Saudi Tawarkan Kesepakatan Gencatan Senjata Kepada Houthi di Yaman Pasukan bersenjata di Yaman. Yaman telah menjadi salah satu negara termiskin di dunia setelah 6 tahun perang saudara yang menghancurkan. 112 ribu orang tewas dalam perang. (foto: Anadolu Agency)

Katakini.com - Arab Saudi pada Senin mengajukan rencana gencatan senjata kepada kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

"Kami berharap Houthi akan menanggapi secara positif inisiatif tersebut, menghindari pertumpahan darah di Yaman dan memberikan kesempatan untuk solusi politik," kata Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan Al-Saud dalam pernyataan yang disiarkan di televisi.

Menteri tersebut mengatakan inisiatif tersebut telah diberlakukan dari pihak Saudi.

"Arab Saudi mengumumkan inisiatif yang mencakup gencatan senjata komprehensif di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa, pembukaan Bandara Internasional Sanaa untuk sejumlah penerbangan, dan dimulainya konsultasi antara berbagai pihak di bawah naungan PBB," tambah menteri itu.

Sebelumnya pada Senin, sebuah sumber di New York mengatakan bahwa Arab Saudi telah memberitahu PBB tentang niatnya untuk mengumumkan gencatan senjata sepihak di Yaman dalam beberapa jam.

Sumber itu mengatakan langkah Saudi datang untuk mendukung upaya Utusan Khusus AS untuk Yaman Timothy Lenderking dan Utusan Khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths untuk mencapai penyelesaian dan mengakhiri konflik.

Pada 9 April 2020, Koalisi yang dipimpin Saudi mengumumkan gencatan senjata di Yaman selama dua minggu untuk mendukung upaya mengekang pandemi virus korona dan kemudian memperpanjangnya beberapa kali.

Awal bulan ini, koalisi pimpinan Saudi meluncurkan kampanye udara membebaskan wilayah yang dikuasai pemberontak Houthi, sebagai tanggapan atas peningkatan serangan roket dan drone Houthi di wilayah Saudi.

Pada 18 Maret, anggota Dewan Keamanan PBB meminta semua pihak yang bertikai di Yaman untuk berkumpul dan bekerja dengan utusan khusus PBB agar bernegosiasi tanpa prasyarat.

Yaman dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kotanya, Sana`a.

Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi meluncurkan kampanye udara yang bertujuan untuk menggulung kembali kemenangan teritorial Houthi.

Puluhan ribu orang Yaman, termasuk warga sipil, diyakini telah tewas dalam konflik tersebut, yang menyebabkan apa yang dikatakan PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia karena jutaan orang erhadapan dengan risiko kelaparan.(Anadolu Agency)

FOLLOW US