• Gaya Hidup

Pandemi Covid-19, Kebahagiaan Orang Indonesia Justru Sedikit Meningkat

Akhyar Zein | Selasa, 23/03/2021 08:59 WIB
Pandemi Covid-19, Kebahagiaan Orang Indonesia Justru Sedikit Meningkat Budaya gotong royong masyarakat Indonesia (foto: nusantarakini.com)

Katakini.com - Pandemi Covid-19 tidak terlalu mempengaruhi kebahagiaan orang Indonesia, mengingat peringkat Indonesia dalam indeks kebahagiaan di dunia pada 2021 meningkat dari tahun sebelumnya.

Indonesia berada di peringkat 82 dalam World Hapiness Index tahun 2021, meningkat dari tahun lalu di posisi 84. Peningkatan ini diyakini mencerminkan perbaikan kondisi kebahagiaan warga Indonesia.

Peringkat yang dipublikasikan oleh the Sustainable Development Solutions Network (SDSN) dan The Center for Sustainable Development, Columbia University, disponsori oleh PBB pada setiap peringatan hari kebahagian dunia yang jatuh setiap 20 Maret.

Peringkat ini disusun melalui pendekatan kombinasi dari beberapa indikator. Para responden diminta mengukur sendiri tingkat kebahagiaan mereka masing-masing, lalu para peneliti menambahkan indikator lain seperti indikator Produk Domestik Bruto (PDB), dukungan sosial, kebebasan pribadi, dan tingkat korupsi setiap negara.

Jumlah negara yang disurvei dalam World Happiness Index 2021 sebanyak 149 negara, termasuk Indonesia.

Selama empat tahun berturut-turut, Finlandia dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia.

Setelah Finlandia, negara-negara paling bahagia di dunia secara berturut-turut adalah Denmark, Swiss, Islandia, dan Belanda.

Berikutnya Swedia, Jerman, Norwegia, Selandia Baru, dan Austria masuk dalam jajaran 10 negara tertinggi tingkat kebahagiaannya di dunia pada tahun ini.

Benarkah ada perbaikan kebahagiaan warga Indonesia selama pandemi Covid-19? Psikolog dari Universitas Indonesia Bagus Takwin mengatakan dilihat dari metodenya, indeks ini cukup mewakili keadaan atau realitas.

Selain mengombinasikan dengan indikator lain, riset ini juga menggunakan analisis dari Gallup.

Namun karena peningkatan peringkat Indonesia pada 2021 hanya dua peringkat, kata Bagus, secara umum kondisi kebahagiaan warga Indonesia tidak berubah secara signifikan.

"Bukan karena ada perubahan atau perbaikan di Indonesia, tapi karena ada perubahan di negara lain; negara lain turun, jadi kita meningkat," kata Bagus kepada Anadolu Agency, pada Senin.

Selain Indonesia, negara tetangga Malaysia berada satu peringkat di atas Indonesia. Sedangkan Filipina cukup jauh di atas Indonesia, yaitu di peringkat 61.

Adapun Vietnam berada di atas Indonesia di peringkat 79, sedangkan China di bawah Indonesia di peringkat 84 pada 2021.


Indonesia-Malaysia-Filipina

Dosen psikologi Universitas Islam Negeri yang sering meneliti tentang kebahagiaan, Yufi Andriani, mengatakan kondisi kebahagiaan orang Indonesia, Malaysia dan Filipina umumnya berada di tingkat yang hampir sama, yakni cukup bahagia atau moderately happy.

Dalam riset pada 2020, Yufi meneliti 500 orang Indonesia, Malaysia, dan Filipina, usia 18-25 tahun. Dalam penelitian itu Yufi menyimpulkan Kebahagiaan mereka tidak turun di masa pandemi.

Hasil ini agak mengejutkan karena di masa pandemi secara umum tekanan atau stres meningkat dan sebagian orang kehilangan pekerjaan.

"Jawabannya ada pada karakter dan budaya orang Indonesia. "Budayanya gotong royong dan tolong menolong," tutur Yufi.

Penyebab lain adalah kondisi hidup orang Indonesia sering diliputi ketidakpastian. Seperti Covid-19, meski tidak tahu kapan berakhirnya, dia tidak merasa tertekan karena sudah biasa mengalami ketidakpastian.

"Daya tahan atau resiliensi orang Indonesia muncul, mereka dapat bangkit lagi dari kondisi traumatis seperti saat Covid-19 ini," terang Yufi.


Tidak tahu definisi kebahagiaan

Menurut Yufi, ada yang menarik selama sekitar 10 tahun meneliti kebahagiaan: pada umumnya orang Indonesia tidak mengerti definisi kebahagiaan.

"Umumnya para responden tidak tahu definisinya dan bertanya balik kepada kami," kata Yufi.

Sama halnya, para responden tidak mengetahui sumber kebahagiaan. "Jadi jawaban mereka sebenarnya tidak valid 100 persen," terang Yufi.

Menurut Yufi masyarakat perlu mengetahui definisi kebahagiaan dan sumber kebahagiaan.

"Kebahagiaan harus didefinisikan sendiri oleh dirinya, bukan oleh orang lain, sehingga orang harus tahu, meskipun itu sederhana," kata Yufi.

Adapun sumber kebahagiaan, menurut Yufi, umumnya bersumber dari internal, bukan dari eksternal diri setiap orang.

"Dari internal seperti perasaan bahagia karena memiliki kesehatan, memiliki keluarga, dan seterusnya," tambah Yufi.


Berlatih empat hal

Kebahagiaan itu tidak berasal dari eksternal seperti memiliki kekayaan atau harta dalam jumlah tertentu.

"Pada umumnya definisi kebahagiaan yang diukur dari kekayaan cukup dominan di negara berkembang seperti Indonesia, sayangnya ini yang salah," terang dia.

Yufi menyarankan, setiap orang perlu menjaga tingkat kebahagiaannya dengan melakukan empat hal.

Pertama, berolahraga. "Dalam olahraga hormon kebahagiaan akan aktif sehingga mendorong kita merasa bahagia," kata Yufi.

Empat hormon bahagia yang akan aktif pada saat Anda berolahraga adalah hormon dopamin, serotonin, endorfin, dan oksitosin.

Kedua, fokus atau tune in pada suatu pekerjaan. "Kalau lagi makan ya makan, kalau kerja ya kerja. Jangan disambi dengan pekerjaan lain, seperti sambil main hape, atau lainnya," kata dia.

Ketiga dan keempat, mempelajari hal baru dan bersosialisasi dengan teman atau lingkungan. "Kedua hal itu diyakini dapat menambah kebahagiaan," (Anadolu Agency)


FOLLOW US