• News

Perusahaan Jepang Akan Hentikan Kerja Sama Dengan China Karena Uighur

Akhyar Zein | Selasa, 23/02/2021 08:48 WIB
Perusahaan Jepang Akan Hentikan Kerja Sama Dengan China Karena Uighur Warga Muslim Uighur melakukan aksi protes menentang tekanan pemerintah China (foto AP)

Katakini.com - Sedikitnya 12 perusahaan besar Jepang sedang mempertimbangkan pemutusan hubungan bisnis dengan perusahaan China karena tekanan global atas tuduhan kerja paksa terhadap etnis Uighur.

Berita investigasi dari Kyodo News mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan di Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan bisnis mereka dengan perusahaan China karena masalah ini, sementara setidaknya 12 perusahaan besar "menghentikan kesepakatan bisnis".

China dituduh menganiaya etnis Uighur, yang sebagian besar Muslim, di barat laut Xinjiang, sebuah masalah yang menuai kritik tajam dari Barat dan para pemimpin Muslim.

AS dan Inggris telah memberikan sanksi dan membatasi perdagangan dengan banyak perusahaan China yang dituduh digunakan untuk menganiaya etnis Uighur.

"Tekanan telah meningkat pada perusahaan Jepang untuk mengambil tindakan atas pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai pasokan," kata laporan itu.

Laporan itu menambahkan bahwa pemerintah Jepang telah "pasif dalam menangani masalah ini karena kekhawatiran akan memprovokasi China."

Penyelidikan tersebut menyusul laporan tahun lalu oleh Institut Kebijakan Strategis Australia yang menemukan lebih dari 80 perusahaan global "secara langsung atau tidak langsung mendapat manfaat dari eksploitasi pekerja Uighur di luar Xinjiang melalui program transfer tenaga kerja yang kejam.”

Perusahaan-perusahaan Jepang mengatakan kepada Kyodo News bahwa mereka akan "menghentikan atau mempertimbangkan untuk menghentikan kerja sama dengan mitra bisnis yang diketahui menggunakan kerja paksa.”

Namun, banyak lainnya mengatakan mereka tidak dapat mengkonfirmasi tuduhan tersebut.

Toshiba salah satu dari perusahaan Jepang yang telah memutuskan untuk menghentikan hubungan bisnis dengan mitra China-nya pada akhir tahun ini, ungkap Kyodo.(Anadolu Agency)

FOLLOW US