• News

Setelah Vaksinasi Sukses Dilakukan, Dokter Himbau untuk Tetap Jalankan Prokes

Asrul | Sabtu, 20/02/2021 07:03 WIB
Setelah Vaksinasi Sukses Dilakukan, Dokter Himbau untuk Tetap Jalankan Prokes Dokter dan tim penanganan COVID-19, Falla Adinda. (Foto: Ist)

Jakarta, katakini.com -  Vaksinasi kepada pedagang pasar telah dilakukan pertama kali di DKI Jakarta di Pasar Tanah Abang pada Rabu 17 Februari 2021. Hingga kini, 2.800 pedagang yang sudah mendapatkan vaksin.

Vaksinasi bagi pedagang pasar menandai program vaksinasi tahap kedua yang menyasar pedagang pasar, pegawai sektor pariwisata, lanjut usia, petugas pelayan transportasi publik, anggota TNI dan Polri, guru, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara, pegawai daerah, atlit, dan jurnalis.

Direktur Utama PD Pasar Jaya, Arief Nasrudin menjelaskan, minat pedagang muncul luar biasa menjelang satu hari sebelum pelaksanaan vaksinasi di Tanah Abang. Sehingga target hari pertama mencapai 1.400 pedagang yang sudah divaksin, dan hari kedua juga 1.400 pedagang.

"Jadi kini total sudah 2.800 pedagang yang sudah divaksinasi," terang dia dalam acara Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN "Transaksi Jalan, Prokes Tetap Diutamakan" yang ditayangkan di kanal Youtube FMB9ID_IKP, Jumat (19/2).

Arief menambahkan, angka sebelum sensus diperkirakan ada 50.000 pedagang, tapi setelah disensus kurang lebih angkanya 30.000-40.000. "Mudahmudahan angkanya bisa lebih dari itu. "Kita memang canangkan untuk vaksinasi di angka kurang lebih 53.000," terang dia.

Tidak berhenti di Tanah Abang, lanjut Arif, PD Pasar Jaya akan bergerak cepat melakukan vaksinasi ke pasar-pasar lainnya.

"Kita sudah rencanakan dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan untuk memvaksinasi di Jakarta Pusat, Timur, Barat, Utara dan Selatan sampai masuk ke pasar besar dan pasar kecil. Saat ini kami sedang mensensus semua pedagang by name by address sehingga tidak salah dalam pelaksanaannya nanti," ujar dia.

Arief juga berharap saat vaksinasi dilakukan di seluruh pasar, ekonomi mulai bergeliat juga, sehingga pemerintah bisa mengakselerasi vaksinasi ke sektor lain agar pertumbuhan ekonominya mulai membaik.

Sementara itu, dokter dan tim penanganan COVID-19, Falla Adinda menambahkan, langkah pemerintah untuk memvaksinasi pedagang pasar di tahap kedua ini merupakan langkah yang sudah tepat, karena dianggap paling berisiko.

"Setelah pedagang pasar, sektor yang berisiko lainnya adalah sektor perhotelan dan restoran, lalu petugas pelayanan publik, artinya Indonesia punya prioritas tersendiri, tinggal bagaimana masyarakat tetap menjaga keinginan mereka untuk divaksin dan menjalankan protokol kesehatan," terang Falla.

Lebih jauh lagi Falla menjelaskan, protokol kesehatan itu dibuat agar masyarakat tetap menjalankan aktivitas tanpa tetap aman terinfeksi dan timbal baliknya ekonomi bisa berjalan.

"Ketika bicara vaksinasi memang bicara efektivitas dan efikasi (kemanjuran) vaksin. Angka efikasi vaksin Sinovac yang dikeluarkan Badan POM menunjukkan 65,5%, angka ini cukup baik, tetapi ada kemungkinan kecil kita bisa terinfeksi namun dengan gejala ringan, itulah kenapa kita dihimbau setelah vaksinasi harus tetap menjalankan protokol kesehatan," ujar dia.

Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga menanggapi positif langkah Kementerian Kesehatan untuk memasukkan sektor pariwisata sebagai penerima vaksin Covid-19 tahap kedua.

Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran, mengatakan, ada 121.485 tenaga kerja yang akan menerima vaksin tahap kedua nantinya dari 1.549 perusahaan yang ada di seluruh Indonesia. Data tersebut diperoleh setelah adanya penyesuaian dengan Kemenkes.

"Tentu kami apresiasi upaya pemerintah karena usulan kami terealisasikan untuk vaksinasi di sektor pariwisata khususnya tenaga kerja perhotelan dan restoran. Respon pekerja beragam, tapi sebagian besar antusias sehingga saat mengumpulkan data, kami sedikit kewalahan," terang dia.

Seperti halnya kelompok pedagang pasar, PHRI juga menyuarakan pandangan serupa, "Inilah harapan kami dengan divaksinasi, sektor pariwisata bisa bergerak kembali. Selama 12 bulan selama pandemi berlangsung, hotel dan restoran memang agak kesulitan beroperasi,” terang
Maulana Yusran.

FOLLOW US