• News

Selandia Baru Kecam Australia Soal Keputusan Tersangka Teroris

Akhyar Zein | Rabu, 17/02/2021 08:02 WIB
Selandia Baru Kecam Australia Soal Keputusan Tersangka Teroris Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (Getty Images)

Katakini.com - Perdana Menteri Selandia Baru pada Selasa mengatakan seorang wanita yang diidentifikasi sebagai teroris oleh otoritas Turki seharusnya dideportasi ke Australia.

Tersangka berusia 26 tahun, yang memiliki kewarganegaraan ganda Selandia Baru dan Australia hingga tahun lalu, dideportasi setelah ditangkap pada Senin saat memasuki Turki secara ilegal dari Suriah dengan dua anak.

Diidentifikasi hanya dengan inisial S.A., tersangka buronan Interpol dengan blue notice, yang dikeluarkan untuk mengumpulkan informasi tambahan tentang identitas, lokasi, atau aktivitas seseorang terkait dengan kejahatan.

Menurut harian Otaga Daily Times yang berbasis di Selandia Baru, otoritas Selandia Baru telah menyuarakan keprihatinan dengan rekan-rekan mereka di Australia bahwa jika dia ditahan atau dipulangkan, negara mana yang harus bertanggung jawab atas dia.

Pada Selasa, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengecam otoritas Australia karena membatalkan kewarganegaraan tersangka, memaksa Selandia Baru untuk memikul tanggung jawab atas wanita tersebut, yang tidak tinggal di negara itu sejak dia berusia enam tahun.

Menekankan bahwa tersangka telah pergi ke Australia pada usia enam tahun, Ardern mengatakan wanita itu memperoleh kewarganegaraan Australia dan melakukan perjalanan ke Suriah dengan paspor Australia.

"Selandia Baru terus terang lelah jika Australia mengekspor masalahnya. Tapi sekarang ada dua anak yang terlibat, jadi kita harus menyelesaikan masalah ini dengan memikirkan kedua anak itu," tambah dia.

Pernyataannya muncul setelah Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan undang-undang yang disahkan di parlemen negaranya secara otomatis membatalkan kewarganegaraan ganda yang dituduh terlibat dalam kegiatan teroris.

Turki adalah salah satu negara pertama yang mendeklarasikan Daesh, juga dikenal sebagai ISIS, sebagai kelompok teroris pada 2013.

Negara ini telah diserang oleh teroris Daesh/ISIS beberapa kali. Kelompok teror tersebut melakukan sedikitnya sepuluh bom bunuh diri, tujuh serangan bom, dan empat serangan bersenjata, menewaskan 315 orang dan melukai ratusan lainnya.

Sebagai tanggapan, Turki meluncurkan operasi anti-teroris di dalam dan luar negeri untuk mencegah serangan lebih lanjut.(Anadolu Agency)

FOLLOW US