Katakini.com – Kelompok pemberontak Houthi menganggap koalisi yang dipimpin Saudi bertanggung jawab atas krisis ekonomi dan kemanusiaan di Yaman yang dilanda perang.
Melalui Twitter, kepala Komite Revolusi Tertinggi Houthi Muhammad Ali Al-Houthi menuduh koalisi tersebut memaksakan realitas pada orang Yaman dengan imbalan mengizinkan masuknya kebutuhan dasar mereka.
"Koalisi menahan turunan minyak [negara] untuk menggandakan tagihan pada warga negara, menolak lisensi PBB, menjarah minyak dan kekayaan dan merusak mata uang," tulis Al-Houthi pada Minggu malam.
Dia menyerukan pengiriman tim pencari fakta, tanpa menjelaskan detail lebih lanjut.
Sejauh ini belum ada komentar dari koalisi pimpinan Saudi tentang tuduhan tersebut.
Gerakan Houthi menuduh koalisi memberlakukan blokade di Yaman, menghalangi kedatangan makanan dan pasokan kemanusiaan, menyita kapal bahan bakar dan mencegah mereka memasuki pelabuhan Al-Hudaydah di Yaman barat.
Tuduhan itu kemudian dibantah oleh koalisi.
Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk Ibu Kota Sanaa.
Sebuah koalisi yang dipimpin Arab Saudi, yang bertujuan untuk memulihkan pemerintah Yaman, telah memperburuk situasi, menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan hampir 80 persen atau sekitar 30 juta rakyatnya membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan dan lebih dari 13 juta dalam bahaya kelaparan hingga kematian.(Anadolu Agency)