• Sains

Dirut: Karakter Food Station Hari Ini, Jujur, Fighter dan Tak Mudah Putus Asa

Pamudji Slamet | Rabu, 23/09/2020 07:44 WIB
 Dirut: Karakter Food Station Hari Ini,  Jujur, Fighter dan Tak Mudah Putus Asa Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi (dokumen pribadi)

InfoFoodStation - PT Food Station Tjipinang Jaya terus berbenah dan tak lelah berinovasi. BUMD Pangan milik Pemprov DKI Jakarta ini pun, berkali-kali meraih penghargaan bergengsi. Penghargaan atas kinerja perusahaan itu mengabarkan satu hal: prestasi. Yang menarik, prestasi itu tetap diraih kendati perusahaan bekerja di tengah pandemi covid-19.

Bagaimana Food Station membangun budaya perusahaan? Bagaimana pula budaya itu tetap berada di frekuensi positif? Lalu prinsip bisnis seperti apa, yang menunjukkan keunggulan BUMD ini dibanding korporasi lain? Direktur Utama (Dirut) PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi menguraikan jawabannya saat berbincang dengan redaksi, di Jakarta, dalam beberapa kesempatan. Berikut kutipannya :

-----

Food Station, lagi dan lagi meraih penghargaan bergengsi. Apa pendapat Anda?

Food Station berhasil meraih enam penghargaan dalam ajang BUMD Marketeers Awards 2020, yang di gelar oleh Mark Plus Inc. Seperti kita tahu, Mark Plus Inc merupakan lembaga riset terkemuka yang didirikan oleh pakar pemasaran Hermawan Kartajaya.

Keenam penghargaan itu adalah:

1. BUMD Jakarta Marketeers Award 2020 (Best of The Best “BUMD”)

2. “CMO OF THE YEAR 2020” BUMD (Arief Prasetyo Adi)

3. The Most Promising Company in Strategic Marketing (GOLD)

4. The Most Promising Company in Tactical (GOLD)

5. The Most Promising Company in Marketing 3.0 (SILVER)

6. The Most Promising Company in Branding Campaign (SILVER)

Sebelumnya, kami juga meraih beberapa penghargaan. Yakni, penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), empat penghargaan di ajang TOP BUMD Award 2020, TOP CSR Award 2020, Teropong CSR Award 2020 dan Apresiasi dari Kementerian Perdagangan RI.

Tentu, penghargaan itu berbanding lurus dengan karakter kerja di perusahaan?

Iya. Segala sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang, itu membentuk suatu karakter. Karakter Food Station hari ini,
dibentuk, pertama dari kemampuan leader membuat karakter itu sendiri dalam perusahaan yang diikuti oleh seluruh karyawan. Di sana, kalau kita lihat ada karakter GCG (Good Corporate Governance), karakter fighter, dan kejujuran. Kemudian ada karakter team work, karakter tidak mudah putus asa, serta karakter keep inovating. Yang membuat manusia terus hidup adalah inovasi.

Yang sudah pasti, mutlak, di sana ada integritas dan kapabilitas. Kita punya integritas dan kapabilitas, kemudian kita keep inovating, kemudian kita fighter, maka itu lah yang hari ini Food Station kerjakan. Dalam kondisi pandemi, (kami tetap bekerja) agar distribusi pangan tetap stabil, teman-teman petani juga harus kita serap gabahnya, berasnya. Lalu masyarakat Jakarta harus tetap punya bahan pokok dengan harga yang baik, kualitas yang baik, inflasi tiga persen harus dijaga, memastikan pasar tetap buka dengan protokol covid-19, serta menyelesaikan infrastruktur seperti jalan, saluran drainasi, dan kolam retensi di PIBC dalam kondisi pandemi covid-19. Makanya Food Station hari ini mau menyampaikan bahwa, karakter yang dibentuk adalah apa yang baik yang kita kerjakan terus menerus, secara konsisten sehingga membentuk corporate culture (budaya perusahaan).

Bukan kah membentuk budaya perusahaan dibutuhkan proses panjang?

Kebudayaan itu, tidak pernah berhenti. Bahasa Pak Gubernur (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan), kita melestarikan kebudayaan yang baik. Tetapi dalam perjalananya, budaya itu berkembang. Budaya hari ini, meeting nggak ketemu langsung. Meeting hari ini menggunakan video conference, menggunakan daring (dalam jaringan). Kemampuan kita beradaptasi, kemudian berinovasi menjadi tuntuan yang mutlak hari ini.

Bahkan kita membuat budaya itu for the next. Budaya itu berkembang terus. Tinggal sekarang, budaya positif atau negatif. Kalau saya, budaya negatifnya saya hilangkan. Sekarang sudah menjadi budaya, bahwa perusahaan itu memiliki tujuan, baik financial goals maupun non financial goals.

Menurut Anda, siapa yang hebat di perusahaan yang Anda pimpin?

Food Station hari in bukan hebat dirut, direksi, atau komisarisnya. Ini adalah acvhievment team. Pada saat si pemimpin bicara achievment team, (yang disampaikan) itu how to influence the team, how to motivate team, itu menjadi sangat penting.

Ini tentang aksi korporasi. Food Station menyeriusi contrack farming, apa pertimbangannya ?

Food Station sudah masuk ke contrack farming sejak 2017. Inibagus untuk dua sisi. Yang satu, untuk daerah sentra produksi
ada kepastian barang yg diproduksi, dibeli. petani, peternak akan senang kalau barang yang diproduksi, dibeli dengan harga yang baik. Kita di daerah hilir, daerah konsumsi, memerlukan pasokan dan harga yang stabil. Kan match antara sentra produksi dan daerah konsumsi. Nah, antaranya ini harus ada conectivity. Orang yang bisa menghubungkan ini hari ini, salah satunya namanya Food Station. Misal, peternak Blitar, kesulitan, kalau panen telur, sudah ada orang tengah yang mengatur harga. Diadunya yang sini, diadunya yang sana, sehingga dicari harga yang termurah.

Kalau Food Station pendekatanya berbeda. Food Station, pendekatannya, berapa biaya produksinya, berapa untung yang wajar. Oke, kebutuhan food station, misalnya X. Saya beli sepanjang tahun dengan harga yang sama, di atas harga pokok produksi, dengan kualitas yang baik. Jakarta, sudah ada marketnya, sudah ada orang-orangnya. Nah, ketemu.

Apakah hal itu mencerminkan prinsip bisnis Food Station?

Food Station tidak mengambil keuntungan sebesar-besarnya, seperti prisip ekonomi, dengan modal sekecil-kecilnya mendapat keuntungan sebesar-besarnya, tidak. Food Station tidak seperti itu, karena Food Station sebagai BUMD Pangan, sebagai stabilisator. Kalau Pak Gubernur minta kita sebagai kolaborator, melibatkan banyak pihak. Sifatnya gerakan. Kalau gerakan itu artinya, semua bergerak.

Prinsip kolaborasi itu mewarnai semua lini bisnis Food Station?

Iya, kita tidak bisa one man show. Kita tidak bisa hidup sendiri. Tugas kita menjaga tata niaga. Kita menjadi stabilisator sekaligus mendorog UMKM dan pengusaha.


FOLLOW US