• Sains

Food Station Usul Susu Masuk BPNT, Ini Dasarnya

Rizki Ramadhani | Selasa, 01/09/2020 07:05 WIB
 Food Station Usul Susu  Masuk BPNT, Ini Dasarnya Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi

Katakini.com - Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi mengusulkan komoditas susu masuk dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Susu merupakan sumber protein yang sangat bagus untuk dikonsumsi dalam situasi pandemi saat ini.

"Saya usulkan susu dimasukkan dalam BPNT. Susu mengandung zat yang memang diperlukan untuk menambah energi," kata Arief dalam Webinar Pusat Kajian Pertanian dan Advokasi, Senin (31/8/2020).

Di tengah pandemi covid-19 seperti sekarang, menurut Arief, faktor kecukupan vitamin D dan mineral sangat penting untuk meningkatkan imunitas diri sebagai pertahananan utama melawan virus. Kecukupan vitamin sangat krusial karena saat ini anak-anak sekolah lebih banyak tinggal di rumah dan semakin jarang terkena sinar matahari.

"Selain itu prebiotik untuk pencernaan juga sangat pentig, karena dengan di rumah saja, otomatis gerak tubuh anak-anak berkurang, tidak seperti biasanya. Biasanya anak-anak bangun pagi, berangkat ke sekolah, bermain di lapangan dan berolahraga bersama teman-teman dan guru. Belum lagi sepulang sekolah mereka ikut les tari, main sepak bola, basket,atau bermain sepeda misalnya. Karena itulah tambahan asupan vitamin D dan prebiotik sangat penting, dan itu ada di dalam susu," papar Arief.

Sebelumnya, kata Arief, pihaknya telah memasukkan susu dalam program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus yang diberikan kepada satu juta penerima manfaat per bulan. Susu tersebut diproduksi oleh Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KSPBU).

Hanya saja, selama masa pandemi Covid-19 program bantuan sosial diprioritas kepada bahan pangan pokok. Sementara, sumber protein sepert susu tidak diberikan rutin.

Sementara itu, Pemerintah telah memperpanjang program bantuan sosial berupa BPNT senilai Rp 200 ribu per bulan hingga akhir Desember 2020. Nilainya meningkat dari biasanya Rp 150 ribu per bulan. Menurut Arief, susu perlu dimasukkan dalam program tersebut seiring adanya penambahan alokasi. Hal ini sekaligus pula momentum meningkatkan konsumsi susu dalam negeri.

"Diperlukan komitmen politik pemerintah karena dengan meningkatkan konsumsi susu sekaligus dapat mencegah stunting," kata Arief bernada tegas.


Keywords :

FOLLOW US