• Bisnis

Bidik Pasar Millenial, Dirut BTN: Tahun Ini Waktu Tepat Beli Properti

Budi Wiryawan | Sabtu, 15/02/2020 16:23 WIB
 Bidik Pasar Millenial, Dirut BTN:  Tahun Ini Waktu Tepat Beli Properti Dirut Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury

Jakarta, Katakini.com  - Direktur Utama Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury menyatakan, pihaknya membidik pasar millenial guna mengejar target izin Prinsip KPR sebesar Rp 3 triliun. Dia optimistis, target tersebut tercapai karena tahun ini merupakan waktu terbaik bagi kalangan millenial untuk membeli hunian.

"Tahun ini waktu yang tepat untuk membeli properti. Sebab, banyak faktor yang membuat investasi pada properti ini menarik pada saat era suku bunga murah berlangsung," kata Pahala dalam pembukaan Indonesia Property Expo (IPEX) ke-20 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (15/2/2020).

Selain suku buga murah, terdapat beberapa kemudahan lain yang menjadikan 2020 sebagai tahun transaksi properti.

"Uang muka KPR juga semakin terjangkau setelah aturan relaksasi Loan To Value mulai berlaku Desember lalu. Variasi hunian yang strategis terutama di wilayah Jabodetabek semakin banyak karena sarana dan prasarana transportasi yang sudah jadi seperti LRT dan MRT," papar Pahala.

Di sisi lain, Pahala juga memaparkan tantangan dan peluang properti tahun 2020. Pahala mengakui bahwa tahun 2019 menjadi tahun yang tidak mudah bagi sektor properti karena tingkat penjualan properti menurun.

Berdasarkan survey Bank Indonesia, Penjualan Properti Residensial Triwulan IV/2019 turun 16,33% (q to q) secara triwulanan dibandingkan triwulan III /2019 yang masih tumbuh 16,18%. Penurunan penjualan perumahan pun terjadi secara merata baik rumah tipe kecil, menengah maupun besar.

Menurut Pahala, sektor properti pada tahun 2020 penuh tantangan karena ancaman resesi akibat kondisi geopolitik yang memanas. Di sampin itu adanya wabah penyakit COVID-19 atau virus corona yang diperkirakan melumpuhkan kekuatan ekonomi China dan berdampak ke Indonesia.

Meski demikian, Pahala optimistis sektor properti, dengan multiplier effect kepada 170 industri turunan menjadi sektor yang bertahan dan bangkit di tengah ancaman dari faktor eksternal tersebut.

Selain itu, Pemerintah dan Bank Indonesia memberikan dukungan yang cukup ke sektor properti. Dukungan tersebut antara lain peningkatan batasan tidak kena Pajak Pertambahan Nilai (PPN) rumah sederhana dan rumah sangat sederhana, pembebasan PPN atas rumah atau bangunan korban bencana alam, penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 atas hunian mewah dari 5% menjadi 1%, dan peningkatan batas nilai hunian mewah yang dikenakan PPh dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM).

Bank Indonesia juga mendukung sektor properti lewat kebijakan moneternya, antara lain relaksasi Loan To Value dan kelonggaran Giro Wajib Minimum dan penurunan suku bunga acuan atau BI Rate.

"Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk mendukung sektor properti tetap tumbuh. Karena itu Bank BTN tetap mendukung Program Sejuta Rumah yang telah dicanangkan Pemerintah dengan mengandalkan KPR Non Subsidi dan tetap berkomitmen menjadi Bank penyalur FLPP," ujar Pahala.

Tahun ini BTN menargetkan pertumbuhan kredit yang mayoritas ditopang sektor KPR sebesar 8%-10%, dengan didorong pertumbuhan KPR secara keseluruhan sekitar 17%. Sementara untuk segmen KPR Subsidi, BTN hanya menargetkan pertumbuhan sekitar 3%.

FOLLOW US