• Kesra

Pemerintah Diminta Larang Peredaran Rokok Listrik

| Rabu, 15/01/2020 17:06 WIB
Pemerintah Diminta Larang Peredaran Rokok Listrik Kawasan Tanpa Rokok (Foto: Bulletin Metropolis)

Jakarta, Katakini.com - Para penggiat kesehatan masyarakat mendesak pemerintah untuk segera terbitkan regulasi untuk larang peredaran rokok elektronik di Indonesia sebelum menimbulkan dampak kesehatan yang lebih besar.

"Rokok, baik rokok konvensional maupun rokok elektronik, merusak kesehatan dan sudah pasti merusak perekonomian," kata pakar ekonomi Universitas Indonesia Abdillah Ahsan di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Abdillah bandingkan penarikan dan pelarangan terbang jenis tertentu yang salah satu unitnya mengalami kecelakaan dan menyebabkan banyak orang meninggal, meskipun penyebab pasti kecelakaan belum diketahui dan masih diselidiki.

Penggunaan rokok elektronik di Amerika Serikat sudah menyebabkan dampak kesehatan hingga 200-an kasus sehingga sudah seharusnya peredarannya dilarang.

"Tidak perlu menunggu sampai korban mencapai dua juta. Amerika Serikat melarang kios rokok elektronik, tetapi di Indonesia malah banyak muncul kios elektronik," tutur Abdillah.

Oleh karena itu, Abdillah meminta pemerintah, dalam hal itu Presiden Joko Widodo karena tidak cukup hanya Kementerian Kesehatan, untuk tegas melarang rokok elektronik.

"Visi Presiden Jokowi kan pada pembangunan sumber daya manusia. Pelarangan rokok elektronik tidak akan berdampak banyak pada perekonomian," katanya.

Hal senada disampaikan Ketua Tobacco Control Support Center-Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC-IAKMI) Sumarjati Arjoso. Menurut Sumarjati, hal yang penting adalah pencegahan.

"Kami mendukung bila pemerintah melarang rokok elektronik. Memang bukan kuasa Kementerian Kesehatan, tetapi Presiden. Kalau tidak dilarang akan menyebabkan dampak kesehatan dengan pembiayaan yang sangat tinggi," katanya.

Ia mengatakan upaya pengendalian tembakau selama ini sudah banyak dilakukan, tetapi ternyata belum banyak mencapai sasaran, yaitu penurunan prevalensi perokok, terutama pada anak-anak.

Di saat upaya pengendalian terhadap rokok biasa belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, anak-anak Indonesia sudah dihadapkan pada ancaman baru, yaitu rokok elektronik.

"Kalau anak-anak Indonesia sudah merokok, bagaimana nanti masa depan bangsa Indonesia. Bagaimana nasib bonus demografi dan yang disebut `windows of opportunity?` Kalau bonus demografi tidak berkualitas, jangan-jangan malah menjadi `door of disaster`," tuturnya.

FOLLOW US