• Gaya Hidup

Makin Canggih, Kementan Gunakan e-Cert Ekspor Perdana Edamame ke Belanda

Ananda Nurrahman | Rabu, 03/07/2019 20:57 WIB
Makin Canggih, Kementan Gunakan e-Cert Ekspor Perdana Edamame ke Belanda Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Prabowo bersama Kementerian Pertanian ekspor perdana delapan ton kedelai sayur (edamame) ke negara Belanda dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Rabu (3/7).

Semarang, Etoday.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan percepatan untuk mendongkrak ekspor produk pertanian, salah satunya menggunakan sertifikat elektronik (e-Cert).

Kali ini, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman yang diwakili Kepala Barantan, Ali Jamil bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melepas ekspor perdana edamame ke Belanda menggunakan e-Cert, di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Rabu (3/7).

Jamil menjelaskan, edamame yang diekspor perdana ini hasil keringat petani di Wonosobo, Temanggung, Magelang dan Kendal dengan volumenya sebanyak 40 ton dari total permintaan 480 ton atau Rp13,2 miliar.

Sebelum melapak di Uni Eropa, edamame asal Provinsi Jawa Tengah sudah lebih dahulu diekspor ke negara Jepang, Lebanon, Amerika Serikat (AS) India dan Singapore.

"Semenjak diberlakukan di 2015, penggunaan e-Cert baru dilakukan ke tiga negara, yakni New Zealand, Australia dan Belanda dan tanggal 1 Juli 2019 kemarin ditambah dengan Vietnam yang bisa diterapkan di wilayah ASEAN," demikian dikatakan Ali Jamil, Kepala Barantan saat melepas ekspor perdana kedelai sayur (Edamame) ke Eropa melalui Pelabuhan Rotterdam di Belanda.

Jamil menegaskan selain melalui penggunaan e-Cert, akselerasi ekspor juga dilakukan dengan penggunaan aplikasi peta komoditas ekspor produk pertanian i-MACE (Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export).

Kementan mengimbau pemerintah daerah diarahkan untuk menggunakan aplikasi ini agar dapat memetakan sentra dan jenis komoditas unggulan dan negara tujuan ekspor.

"Ini tentunya sesuai dengan instruksi Pak Presiden Jokowi kepada para menteri kabinetnya, termasuk Bapak Amran untuk mendorong atau akselerasi ekspor komoditas pertanian," tegasnya.

Dalam kurun waktu 4,5 tahun terakhir sektor pertanian Indonesia mengalami perkembangan pesat. Hal itu dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah ekspor komoditas pertanian dari tahun-tahun sebelumnya.

Salah satu contohnya, nilai ekspor pertanian jauh meningkat dari 2013 lalu yang berada pada angka 33 juta ton. "Nilai ekspor pertanian kita saat ini meningkat jadi 43 juta ton. Naik sekitar 10 juta ton dari sebelumnya," paparnya.

Selain itu, lanjutnya, angka inflasi di sektor pertanian juga mengalami penurunan drastis, yakni dari sekitar 10 an persen menjadi satu persen lebih. Capaian itu menjadi angka inflasi terendah sepanjang sejarah.

Barantan hingga kini telah membangun kerjasama pertukaran sertifikat elektronik dengan negara-negara mitra dagang. Penggunaan ini dimaksudkan untuk komunikasi langsung antar otoritas sebelum kedatangan komoditi.

"Selain itu, untuk mengurangi penolakan komoditas dari negara mitra, mencegah pemalsuan dokumen, dan mempercepat proses quarantine clearance," ujarnya.

Jamil menambahkan seiring dengan perkembangan jaman, saat ini Kementan terus tingkatkan penggunaan teknologi informasi. Sebagai fasilitator perdagangan komoditas pertanian di pasar dunia maka penggunaan e-Cert perlu diperluas untuk menembus pasar.

"Aspek quaranty and traceability dari setiap sertifikat elektronik yang diterbitan karantina lebih cepat, murah sehingga produk kita dapat memiliki daya saing di pasar dunia. Segera akan perluas penggunaan e-Cert kesemua negara mitra dagang kita," tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah akselerasi ekspor yang dilakukan Kementan.

Pada kesempatan ini, selain edamame, juga dilakukan ekspor komoditas lainnya yang total nilai Rp255,4 miliar, terdiri dari kelompok hortikultura berupa Melati, Daun Cincau, Daun Pakis, Sayuran Beku sebanyak 202,3 ton.

Kelompok Tanaman Pangan berupa Kacang Tanah, Olahan Ubi Kayu, Terigu dan Ubi Jalar berjumlah 178,5 ton. Sementara kelompok Perkebunan berupa Kopi, Gula Merah, Sapu Lidi, Teh dan Vanili sejumlah 723, 3 ton dan kelompok produk Peternakan berupa Sarang Burung Walet dengan jumlah 1,4 ton.

Sementara komoditas kehutanan dan perikanan asal Provinsi Jawa Tengah yang juga disertikasi oleh Kementan melalui Karantina Pertanian Semarang sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor adalah kelompok Kehutanan berupa kayu senilai Rp173,7 miliar dan kelompok Perikanan berupa rumput laut senilai Rp. 0,569 miliar.

FOLLOW US