• News

Bangkit, Perhotelan Palu Butuh Dukungan Pemerintah

| Rabu, 24/10/2018 09:43 WIB
Bangkit, Perhotelan Palu Butuh Dukungan Pemerintah Puing Hotel Roa-roa, Kota Palu, setelah diguncang gempa, 28 September 2018

PALU (ETODAY) - Perhotelan merupakan salah satu sub sektor ekonomi yang mengalami dampak cukup parah akibat gempa dan tsunami di Kota Palu. Namun sub sektor ini memiliki peluang besar untuk segera bangkit kembali bila mendapat dukungan signifikan dari pemerintah pusat dan daerah.

"Bila dukungan yang diharapkan itu bisa didapatkan, maka kalangan perhotelan pasti segera bangkit karena prospek bisnis ini masih sangat bagus. Semakin cepat dukungan diberikan, semakin lekas pula kalangan perhotelan pulih," kata Ferry Taula, SE.MM, Ketua DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulteng dalam di  Palu, Selasa (23/10).

Menurut Ferry, sebanyak 80 persen hotel di Kota Palu rusak berat akibat gempa dan tsunami 28 September 2018, bahkan untuk hotel berbintang, hampir seratus persen tidak bisa berfungsi lagi.

Agar segera bangkit kembali, katanya, pemerintah perlu membantu membersihkan puing-puing hotel yang ambruk serta memulihkan infrastruktur seperti akses jalan, telekomunikasi, air bersih dan listrik.

Selain itu, pemerintah perlu membangun sarana pengaman gelombang di pesisir pantai Teluk Palu seperti membuat tanggul-tanggul pengaman yang secara teknis berdasarkan kajian ilmiah, cukup antisipatif terhadap gelombang besar.

"Kami juga membutuhkan kepastian kebijakan dari pemerintah mengenai pemanfaatan pesisir pantai Teluk Palu sebagai lokasi pendirian hotel. Jangan biarkan terus berkembang isu-isu bahwa pesisir pantai Teluk Palu tidak bisa lagi dipakai untuk pembangunan hotel karena ini bisa menimbulkan kepanikan investor," ujarnya.

Pemilik Restoran dan Hotel Kampung Nelayan di Pantai Talise Palu ini mengaku tidak sependapat bila pemerintah melarang pesisir pantai untuk lokasi pembangunan hotel.

"Di negara-negara lain seperti Jepang yang merupakan daerah rawan gempa bumi dan Taiwan yang sering dilada angin topan hebat, tidak ada pelarangan seperti itu. Yang penting adalah bagaimana membangun sarana dan fasilitas dengan konstruksi yang memenuhi standar minimum mengantisipasi dampak bencana," ujarnya.

Keywords :

FOLLOW US