JAKARTA (ETODAY) - Gejolak politik yang mewarnai Tahun Politik 2018 dan 2019 tidak akan merembet ke lantai bursa saham. Pergerakan saham tetap mengarah ke sentimen positif meski suhu politik Tanah Air pada tahun ini dan tahun depan akan memanas.
Dinamika politik tidak akan memengaruhi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bahkan, otoritas pasar saham percaya bahwa kinerja IHSG akan semakin positif."Secara historis pada tahun politik sebelumnya, market kita tidak terpengaruh dengan situasi itu. Jadi kita berharap juga terjadi pada tahun ini dan 2019," ujar Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat di Jakarta, Jumat (19/1).BEI optimistis kinerja IHSG pada 2018 yang merupakan tahun politik akan tetap membukukan hasil positif.Kinerja positif IHSG dipengaruhi oleh menguatnya fundamental ekonomi nasional. Penguatan ini diharapkan mendorong industri pasar modal menjadi lebih baik. Ia menambahkan bahwa fokus pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur hingga pendidikan akan memberikan efek positif jangka panjang bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Kendati demikian, ia mengharapkan, stabilitas politik dan keamanan negara dapat terjaga.Sebab, hal itu akan menambah kepercayaan investor untuk menempatkan dana investasinya di dalam negeri.Di luar agenda politik, pada 2018 juga terdapat beberapa momentum besar yang bakal memberikan efek positif kepada ekonomi. Yakni Asian Games Agustus 201 serta pertemuan IMF dan Bank Dunia pada Oktober 2018.Sebelumnya, optimisme bahwa kinerja bursa saham akan steril dari kegiatan politik tahun ini dan tahun depan disampaikan oleh Direktur Utama BEI Tito Sulistio. Dia menegaskan, situasi politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tidak memengaruhi industri pasar modal Indonesia."Secara historis, kondisi politik dalam negeri tidak berdampak ke pasar saham. Memang banyak yang bilang situasi politik akan mengganggu, tapi tidak bagi bursa," ujarnya.Sementara, pergerakan IHSG BEI pada Jumat (19/1) ditutup menguat 18,22 poin atau 0,28 persen ke posisi 6.490,89, yang merupakan rekor tertinggi baru sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.