• Gaya Hidup

Robohnya Atap BEI Kami

| Selasa, 16/01/2018 09:23 WIB
Robohnya Atap BEI Kami Atap Gedung BEI Tower II Jakarta Roboh, Senin (15/1/2018)


JAKARTA (ETODAY) - Senin (15/1/2018), sekitar pukul 11.55 WIB mendadak menjadi momentum paling menakutkan bagi siapa pun yang berada di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jalan Sudirman, Jakarta. Atap Tower II gedung tersebut roboh, dan runtuhannya menimpa sejumlah orang di bawahnya.

Petugas Polda Metro Jaya mencatat jumlah korban luka akibat insiden ini mencapai 72 orang.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono Argo mengatakan, para korban menjalani perawatan di Rumah Sakit Mintoharjo sebanyak 15 orang, RS MRCCC (30 orang), RS Pusat Pertamina (tujuh orang) dan RS Jakarta (20 orang).

Argo mengungkapkan kronologis kejadian, yang berawal ketika para saksi berada di sekitar lobi Tower II BEI.

Saat itu, sejumlah mahasiswa melakukan kunjungan sebelum mendadak terdengar suara kencang dari dalam gedung. Berdasarkan pemeriksaan, suara itu berasal dari lantai 1  Tower 2 BEI yang ambruk menimpa sejumlah korban.

"Kemudian alarm gedung berbunyi dan areal mulai diamankan dan segera menghubungi polisi dan medis," ujar Argo.

Argo menuturkan petugas telah memasang garis polisi untuk olah tempat kejadian perkara dan memanggil tim Pusat Laboratorium Forensi (Puslabfor) Mabes Polri.

Polisi juga mengamankan rekaman kamera tersembunyi, mendata identitas saksi, mendirikan posko di TKP, mengirim dan merawat korban luka ke rumah sakit dan menghubungi  pihak pengelola gedung BEI.

Selanjutnya, petugas memeriksa pihak BEI guna meminta keterangan soal "blueprint" bangunan, pemeliharaan dan pengawas bangunan.

Polisi juga membagi proses penyidikan, mengumpulkan hasil olah TKP, mencari data serah terima bangunan dari kontraktor dan membuat jalur komunikasi dari polda, polres,  polsek dan pemangku kepentingan lainnya.

Lalu mengapa insiden itu bisa terjadi? Hingga kini, petugas berwenang masih menyelidiki penyebab robohnya atap. Namun yang pasti, peristiwa yang menyedot perhatian  publik tersebut bukan karena bahan peledak.

"Sampai saat ini dapat dipastikan bukan karena bahan peledak atau bom," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto  

Bukan hanya kepolisian, pihak Pemprov DKI Jakarta juga bergerak cepat guna mengungkap misteri di balik kejadian ini. Pemerintah Provinsi  DKI Jakarta akan memeriksa  surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait rubuhnya atap bangunan.

"Mengenai rubuhnya atap Gedung BEI, nanti kami akan periksa lagi IMB-nya, kemudian cek lagi bangunannya," kata Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno.

Selain surat IMB, menurut dia, Pemprov DKI juga akan mengecek Sertifikat Layak Fungsi (SLF) Gedung BEI sekaligus mengecek kondisi bangunan tersebut secara keseluruhan.

"Tentu saja SLF-nya juga harus dicek, bukan hanya IMB saja. Bangunannya juga kalau perlu dicek lagi, kokoh atau tidak," ujar Sandiaga.

Tak lama setelah kejadian, laporan detil pun sudah sampai ke Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dari laporan yang disampaikan oleh perwakilan Lembaga Pembiayaan  Ekspor Indonesia (LPEI) dan Bank Dunia yang berkantor di Gedung BEI, Sri Mulyani menyimpulkan insiden Senin siang itu murni kecelakaan.

"Kita tidak berharap ini akan mempengaruhi confidence (kepercayaan) dan yang lain-lain, karena ini pure accident," ujar Sri Mulyani.

Meski demikian, dia tetap menyayangkan insiden ini terjadi di Gedung BEI yang merupakan obyek vital dan mempunyai peran penting dalam kegiatan bursa saham.

"Ini sesuatu yang sangat disayangkan, apalagi di dalam sebuah gedung yang kita anggap merupakan gedung yang sangat vital, karena dia memfasilitasi kegiatan dari  transaksi," ujarnya.

Yang melegakan, insiden atap roboh ternyata tidak mengganggu aktivitas perdagangan efek. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyampaikan sistem perdagangan efek tetap berjalan normal.

"Sistem perdagangan efek kepada 180 broker (perusahaan sekuritas) tetap berjalan normal," ujar Tito.

Ia mengatakan berdasarkan review kondisi terakhir, perdagangan BEI sesi II Senin (15/1) berjalan normal seperti biasa tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.

Bukti ucapan Tito tecermin dari menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI. Pada hari insiden itu terjadi, IHSG ditutup menguat sebesar 12,13 poin seiring aksi  beli investor asing.

IHSG BEI ditutup menguat 12,13 poin atau 0,19 persen menjadi 6.382,19, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,15 poin (0,14 persen)  menjadi 1.084,08.


FOLLOW US