Pelabuhan penyeberangan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: asdp/katakini
KETAPANG — Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mohammad Syafii menilai, layanan penyeberangan di lintasan Ketapang–Gilimanuk hingga saat ini telah terencana dan berjalan dengan baik.
“Kami melihat tidak ada persoalan berarti dalam operasional penyeberangan selama Nataru. Namun demikian, penyamaan persepsi dan kolaborasi lintas sektor tetap menjadi kunci, dengan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama,” ujar Mohammad Syafii dalam peninjauan lapangan dan sekaligus rapat koordinasi di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (29/12/2025).
Direktur Teknik ASDP Nana Sutisna menegaskan bahwa layanan penyeberangan yang optimal hanya dapat terwujud melalui komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan.
“Keikhlasan dalam melayani, semangat kolaboratif, pengambilan keputusan berbasis data, koordinasi dan komunikasi yang solid, inovasi berkelanjutan, hingga perilaku positif di setiap lini pelayanan menjadi fondasi utama kami,” jelas Nana.
Diprediksikan, untuk puncak arus jelang malam Tahun Baru terjadi pada Senin (29/12) dan Selasa (30/12).
Untuk memastikan kelancaran arus penyeberangan selama Nataru, di lintasan Ketapang-Gilimanuk disiagakan 55 kapal dan 17 dermaga yang siap beroperasi di lintasan Ketapang–Gilimanuk.
Pola operasi diterapkan secara dinamis sesuai kondisi lapangan, dengan pengoperasian 28 kapal pada kondisi normal dan ditingkatkan hingga 34 kapal saat kepadatan tinggi.
Upaya ini diperkuat dengan penerapan metode Tiba Bongkar Berangkat (TBB) guna mempercepat perputaran kapal dan meminimalkan waktu tunggu pengguna jasa.
ASDP juga aktif berkontribusi dalam mitigasi risiko cuaca ekstrem. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya kewaspadaan jangka panjang terhadap potensi hidrometeorologi. “Berdasarkan data BMKG Juanda, intensitas hujan diperkirakan meningkat hingga tiga kali lipat pada Januari. Karena itu, koordinasi seperti ini sangat penting untuk memastikan kesiapsiagaan bersama,” ungkapnya.
Sebagai langkah antisipatif, ASDP menerapkan delaying system dengan menyiapkan buffer zone di sejumlah titik strategis, yakni kawasan Grand Watudodol dan Terminal Sritanjung di Pelabuhan Ketapang, serta wilayah Cekik dan Terminal Bus di Pelabuhan Gilimanuk, guna menjaga kelancaran arus kendaraan menuju pelabuhan.
Sementara itu, data Posko Ketapang mencatat bahwa pada H+3 Nataru (periode 28 Desember pukul 00.00–23.59 WIB) terdapat 219 trip penyeberangan dari Jawa menuju Bali. Jumlah penumpang tercatat 28.489 orang atau naik 2,4 persen dibandingkan tahun lalu.
Total kendaraan yang menyeberang mencapai 7.533 unit atau meningkat 14,2 persen, terdiri dari 2.167 sepeda motor, 3.094 kendaraan roda empat, 1.945 truk, dan 327 bus. Secara kumulatif sejak H-10 hingga H+3, total penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Ketapang mencapai 322.084 orang, dengan total kendaraan 89.328 unit.
Hadir pada kesempatan tersebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, General Manager ASDP Cabang Ketapang Ardhi Ekapaty, Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Zainul Bahar, Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, Kakasar Surabaya Nanang Sigit, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, serta unsur TNI/Polri dan instansi teknis lainnya.