Ilustrasi Uang Rupiah (Foto: Yahoo)
JAKARTA - Seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia diminta untuk mencari sumber penghasilan lain secara mandiri guna memperkecil proporsi uang kuliah tunggal (UKT).
Permintaan itu disampaikan Direktur Kelembagaan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Mukhamad Najib dalam kegiatan diskusi bertajuk "Urun Rembuk Pimpinan PTS" di Jakarta, Senin (29/12).
"Yang kita inginkan, ini juga menjadi agenda kita, bagaimana untuk PTN-PTN, khususnya PTN-BH, itu proporsi UKT itu dari hari ke hari makin kecil. Dia harus mendapatkan sumber-sumber lain," kata Najib.
Najib memaparkan sumber pendapatan lain bisa diperoleh oleh perguruan tinggi, salah satunya melalui hasil inovasi yang dihilirisasi.
"Jadi UKT-nya kita ingin proporsinya semakin hari semakin kecil, sehingga tidak terjadi tadi komersialisasi. Jadi mahasiswa tetap mendapatkan benefit, bisa masuk dan sifatnya inklusif, siapapun bisa kuliah, tapi kampus tetap bisa beroperasi menjadi world class university," lanjut dia.
Menurut Najib, PTN di zaman ini harus bisa menjadi transformative university, di mana kampus tidak hanya berpikir tentang dirinya, tapi juga memberikan kontribusi nyata pada pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Ia memberi contoh, jika suatu daerah memiliki perguruan tinggi dengan keilmuan pengelolaan sampah atau pengelolaan lingkungan, namun masalah tersebut masih didapatkan di daerah tersebut, maka perguruan tinggi di sana belum mencapai tahap transformative university.
Najib memaparkan Universitas Stanford di Amerika Serikat mampu berkontribusi dengan menciptakan sebanyak 5,4 juta lapangan pekerjaan, dengan perputaran roda ekonomi mencapai 2,7 triliun Dolar AS.
Di Indonesia, lanjut dia, IPB University mendapatkan penghargaan dalam bidang pengembangan wilayah melalui program One Village, One CEO, yang mampu menciptakan ribuan lapangan kerja baru di desa-desa.
"Ini contoh-contoh yang kita ingin gerakkan semua kampus di Indonesia dalam skalanya, tidak harus level dunia ya, dalam skalanya memberikan kontribusi konkret pada penyelesaian persoalan-persoalan di wilayah," ucap Mukhamad Najib.
Senada dengan Najib, Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah dalam kesempatan yang sama juga mendorong upaya PTN-BH agar menjadi lebih mandiri, khususnya secara finansial.
Menurut dia, pengelolaan perguruan tinggi tidak bisa semata-mata nonkomersil yang kemudian tidak ada profit sama sekali.
"Tetap pasti diperlukan profit untuk pengembangan. Tidak logis perguruan tinggi tidak punya profit karena dia tidak akan bisa jadi berkembang," tutur Ledia Hanifa Amaliah. (Ant)