Ilustrasi - makan siang (Foto: Unsplash/Sander Dalhuisen)
JAKARTA - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan makan siang dengan menu tertentu bisa berkontribusi dalam menurunkan risiko tekanan darah tinggi, salah satu faktor utama penyakit jantung dan stroke yang dikenal sebagai “silent killer” karena sering tidak bergejala.
Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pilihan makanan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan kardiovaskular.
Penelitian tersebut, yang dilakukan oleh para peneliti di Jepang, memfokuskan pada perbandingan kebiasaan makan siang antara dua periode: menu dengan pola biasa dan menu rendah garam (natrium) serta tinggi kalium pada makanan tengah hari peserta.
Selama periode intervensi empat minggu, para partisipan diberi menu makan siang kerja rendah garam dan tinggi kalium, termasuk konsumsi produk susu seperti susu atau yogurt setiap hari.
Hasil pengamatan menunjukan adanya pembenahan rasio natrium dan kalium dalam tubuh setelah peserta menjalani menu intervensi. Kadar natrium dalam urine menurun, sementara kadar kalium meningkat secara signifikan.
Temuan ini penting karena keseimbangan antara natrium dan kalium telah lama dikaitkan dengan pengaturan tekanan darah: kalium membantu tubuh mengeluarkan kelebihan natrium, sehingga efek buruk garam terhadap tekanan darah dapat ditekan.
Para ahli gizi dan kesehatan mengatakan bahwa pola makan dengan karakter rendah natrium dan kaya kalium dapat menjadi strategi sederhana namun efektif dalam pencegahan hipertensi.
Pola ini sejalan dengan pendekatan diet yang direkomendasikan dalam berbagai pedoman kesehatan global, seperti diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang menekankan konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak sambil membatasi asupan garam dan lemak jenuh.
Meski penelitian tersebut belum menunjukkan penurunan tekanan darah secara langsung dalam periode singkat, perbaikan rasio natrium-kalium dianggap menjadi indikator penting dalam menjaga tekanan darah stabil dalam jangka panjang.
Perubahan pola makan yang konsisten, dengan fokus pada makanan bergizi dan rendah garam, dipandang berpotensi memiliki dampak nyata terhadap pencegahan hipertensi ketika diterapkan secara berkelanjutan.
Para ahli juga mengingatkan bahwa tekanan darah dipengaruhi oleh berbagai faktor selain pola makan, seperti aktivitas fisik, stres, dan kebiasaan hidup lainnya.
Keseimbangan nutrisi dalam setiap jam makan, termasuk makan siang, merupakan salah satu langkah awal yang dapat dilakukan siapa pun untuk mengelola faktor risiko penyakit tidak menular.
Dengan tekanan darah tinggi menjadi masalah kesehatan global yang meningkat, temuan ini memberikan perspektif baru bahwa kebiasaan makan, terutama pada makan siang, bisa menjadi bagian penting dari strategi gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah dalam jangka panjang.