Guna menghadapi hujan ekstrem, pemerintah melakukan modifikasi cuaca (Okezone)
JAKARTA - Pemerintah menyiapkan langkah antisipasi cuaca ekstrem atau hujan berintensitas tinggi selama Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan melalukan modifikasi cuaca.
Hal ini dilakukan guna meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah Indonesia.
Langkah tersebut dibahas dalam pertemuan antara Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani di kantor Sekretariat Kabinet.
Teddy menjelaskan, BMKG memaparkan hasil pemantauan terbaru terkait potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia. Selain itu, BMKG juga menyampaikan langkah-langkah antisipasi yang telah disiapkan untuk mengurangi risiko bencana akibat cuaca ekstrem.
Perhatian khusus diberikan pada wilayah Sumatera, terutama daerah-daerah yang sebelumnya terdampak bencana alam. BMKG menilai wilayah tersebut memiliki kerentanan tinggi terhadap hujan lebat yang berpotensi memicu banjir dan longsor.
“BMKG menyiapkan langkah antisipasi, termasuk modifikasi cuaca, untuk mencegah sebisa mungkin hujan dengan intensitas tinggi yang tidak terkontrol di Sumatera, terutama daerah terdampak bencana,” ujar Teddy.
Ia menambahkan, BMKG juga menegaskan pemantauan cuaca akan dilakukan secara intensif sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko, demi mendukung keselamatan masyarakat selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Menjelang pergantian tahun, sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan memasuki puncak musim hujan. BMKG memprediksi potensi cuaca ekstrem signifikan terjadi mulai 22 Desember 2025 hingga awal Januari 2026.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh aktifnya sejumlah fenomena atmosfer global serta kemunculan bibit siklon yang dapat meningkatkan intensitas hujan lebat, disertai petir dan angin kencang.
Wilayah strategis, seperti Jawa, Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara, diprediksi akan mengalami curah hujan tinggi. Situasi ini berisiko menimbulkan genangan, banjir, hingga gangguan di jalur mudik dan kawasan wisata sehingga kewaspadaan masyarakat dan pemangku kepentingan menjadi sangat penting.