Ilustrasi - Kisah Sayyidah Asiyah saat yang menyelamatkan Nabi Musa saat dihanyutkan ke sungai (Foto: Islami.co)
JAKARTA - Al-Qur’an tidak hanya merekam kisah para nabi dan rasul, tetapi juga mengabadikan peran besar para ibu yang menjadi bagian penting dari sejarah keimanan.
Mereka hadir dengan keteguhan hati, kesabaran luar biasa, dan kepasrahan penuh kepada Allah dalam situasi yang tidak mudah. Kisah-kisah para ibu ini menjadi teladan lintas zaman tentang cinta, pengorbanan, dan kekuatan doa.
Berikut empat sosok ibu yang kisahnya termaktub dalam Al-Qur’an:
1. Maryam binti Imran
Maryam merupakan satu-satunya perempuan yang namanya disebut secara langsung dalam Al-Qur’an. Ia adalah ibu dari Nabi Isa dan dikenal karena kesucian, ketakwaan, serta keteguhan imannya.
Dalam kondisi diuji dengan kehamilan tanpa suami, Maryam tetap bersandar penuh kepada Allah. Kesabarannya menghadapi fitnah dan tekanan sosial menjadikannya simbol kemuliaan seorang ibu yang menjaga kehormatan dan keimanan.
2. Ibu Nabi Musa
Al-Qur’an mengisahkan ibu Nabi Musa sebagai sosok ibu yang diuji dengan rasa takut luar biasa. Di tengah ancaman Fir’aun yang membunuh bayi laki-laki, ia diperintahkan Allah untuk menghanyutkan putranya ke sungai Nil.
Dengan hati yang berat namun penuh keyakinan, ia menaati perintah tersebut. Kepasrahannya dibalas Allah dengan dikembalikannya Musa ke dalam asuhannya sendiri. Kisah ini menegaskan kekuatan tawakal seorang ibu.
3. Istri Imran (Ibu Maryam)
Istri Imran, ibu dari Maryam, dikisahkan sebagai perempuan yang bernazar menyerahkan anaknya untuk berkhidmat kepada Allah sejak dalam kandungan.
Meski mengharapkan anak laki-laki, ia tetap menerima ketetapan Allah ketika yang lahir adalah seorang perempuan. Keikhlasannya menunjukkan bahwa doa dan niat tulus seorang ibu memiliki kedudukan besar di sisi Allah.
4. Hajar, Ibu Nabi Ismail
Meski namanya tidak disebut secara eksplisit dalam Al-Qur’an, kisah Hajar dan Nabi Ismail menjadi bagian penting dari narasi keimanan yang dikenal luas dalam Islam.
Ditinggalkan di lembah gersang atas perintah Allah, Hajar berlari antara Shafa dan Marwah demi mencari air untuk putranya. Keteguhan dan ikhtiarnya dibalas dengan munculnya air Zamzam. Hajar menjadi simbol ibu yang tidak menyerah pada keadaan.